FSL Comlabs ITB: Mahir Mengolah Data dengan Statistical Analysis System

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Sabtu (05/04/14), Comlabs ITB sebagai unit penyedia sumber daya informasi ITB, mengadakan free Saturday lesson dengan materi berupa program Statistical Analysis System (S.A.S) yang merupakan tugas besar pertama bagi para peserta ITB S.A.S academy tahun 2014. Free saturday lesson yang diadakan setiap satu atau dua bulan sekali ini, terbuka bukan hanya untuk para peserta ITB S.A.S academy, tetapi juga untuk umum. Bertempat di gedung comlabs ITB lantai satu, presentasi tugas besar S.A.S dari para peserta ITB S.A.S academy ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Telkom University, Politeknik TEDC Bandung, Bina Sarana Informatika, Universitas Pendidikan Indonesia, dan ITHB.

Menurut Daniel sebagai manager sertifikasi, ITB S.A.S academy merupakan program beastudi pelatihan dan pengembangan agar mahasiswa memiliki kemampuan S.A.S meliputi pemrograman analitik berbasis data statistik. "Saat ini dunia sudah memakai S.A.S. Banyak industri yang menggunakan S.A.S, namun ITB sendiri kurang dalam penggunaan S.A.S dan tidak adanya kurikulum yang menggunakan S.A.S tersebut," tutur Daniel. Pada pertemuan free Saturday lesson tersebut, sembilan peserta ITB S.A.S academy mempresentasikan tugasnya secara bergantian dan membuka sesi tanya jawab disetiap akhir presentasi.

Beragam topik seperti topik berbasis lingkungan, pendidikan, ekonomi, serta sosial politik diangkat oleh peserta pada presentasi ini. Yohanas sebagai salah satu peserta, mengangkat topik "Analisis Tingkat Pertumbuhan Angkatan Kerja di Indonesia". Topik politik berjudul "Analisis Jumlah Perolehan Suara Pada Pemilu 2009" dipaparkan oleh Wahyu Herlambang. Pada presentasi tugas besar ini, setiap peserta diharuskan mengolah data statistik yang ada dan menganalisisya menggunakan S.A.S software, sehingga dapat dihasilkan suatu pemodelan ataupun suatu ramalan mengenai permasalahan tertentu dimasa mendatang, seperti yang dilakukan oleh Cosmas yang meramalkan bahwa beberapa tahun mendatang  wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Indonesia paling banyak berasal dari kawasan Asia-Pasifik berdasarkan data statistik dan asumsi yang telah ditentukan. "Harapanya, kegiatan academy ini mampu mengembangkan iklim sharing dan diskusi. Namun tidak hanya sampai disitu, tetapi data ditampilkan dan ditelusuri, sehingga bukan hanya berbasis asumsi. Dengan adanya program ini, diharapkan setelah lulus mahasiswa sudah mengenal dan mengetahui S.A.S sejak awal sehingga tidak perlu memulai dari nol," tutur Daniel.

ITB S.A.S academy tahun 2014 ini merupakan program academy gelombang keempat yang telah dilaksanakan oleh Comlabs ITB. Setiap peserta yang merupakan mahasiswa program sarjana ataupun pascasarjana ITB, akan mengikuti kegiatan pelatihan dan pembekalan berupa workshop, training, pemberian tugas, dan presentasi berbasis sharing komunitas. Pelatihan ini sendiri diawali dengan seleksi peserta yang berjumlah 54 orang pada bulan Oktober hingga Desember 2013. Seleksi meliputi seleksi administrasi dan presentasi yang dilakukan sebanyak dua kali. Setelah seleksi yang ketat tersebut, hanya 17 peserta yang berhasil lolos dan berhak mengikuti S.A.S programming program yang diadakan sejak Januari hingga Mei 2014 ini.

Sebagai peserta ITB S.A.S academy gelombang ketiga, Vincentinus Timothy (elektro 2011) dan Adilan Widyawan (matematika 2011) yang sekarang menjadi pengajar dan mentor bagi peserta gelombang keempat, keikutsertaan mereka dalam kegiatan ITB S.A.S academy adalah suatu keberuntungan. "Dapat banyak pelatihan, ilmu lebih, dapat mini-tab, dapat program SPSS, dan Wolfram Matematika," tutur Vincent dalam wawancara. Senada dengan Vincent, Adilan menyatakan bahwa setelah mengikuti academy tersebut, kemampuan komunikasi, presentasi, dan menyampaikan data menjadi semakin terasah dan meningkat. "Harapannya, akan semakin banyak yang ikut program ini ke depannya, karena manfaatnya sangat besar apalagi buat orang-orang yang suka program dan tertarik dengan statistik," tutur Adilan mengakhiri wawancara.

Oleh: Adhitia Gesar Hanafi