HOTARU ITB 2016 Hadir Kembali dengan Fitur Roleplay yang Lebih Kental
Oleh Bayu Septyo
Editor Bayu Septyo
BANDUNG, itb.ac.id - Heiwa no Tabi ga Hajimaru atau yang akrab disebut HOTARU kini kembali diadakan oleh Unit Kebudayaan Jepang (UKJ) ITB pada Minggu (29/05/16) silam. Mengangkat tema "Hope", HOTARU 5 kembali menyapa para penyuka hal-hal Jepang dengan gubahan acara yang lebih kental dalam penggunaan fitur Roleplay. "HOTARU kali ini menyampaikan pesan kepada setiap orang untuk tetap yakin dalam menghidupkan harapannya masing-masing. Hal ini kami aplikasikan dalam skema Roleplay sepanjang acara," terang Vincentius Evan (Teknik Mesin 2014) saat ditemui di lobby Perpustakaan Pusat ITB. Acara yang ramai dihadiri peminat negeri sakura ini dilangsungkan pada beberapa area terpisah di ITB, diantaranya adalah Lapangan Basket, Lapangan Cinta, dan Lapangan Parkir Sipil serta Ruang 9013 (Basement Laboratorium Teknologi VIII ITB).
Penggunaan tema HOTARU 5 berangkat dari kentalnya ide tersebut dalam kebanyakan cerita tradisional Jepang. Timbul tenggelamnya harapan dari tokoh utama dalam melakukan suatu perjuangan/misi banyak ditemui di berbagai genre cerita tradisional tersebut. Poin kesamaan inilah yang dirasa Evan relevan untuk menyatukan para penyuka Jepang dalam gelaran yang menjadi acara puncak The Japan Fair ITB 2016 ini.
Penggunaan Roleplay atau jalan cerita dalam memandu alunan acara memang menjadi ciri khas HOTARU diantara festival-festival jejepangan lainnya yang ada di Indonesia. Selain konsep Roleplay yang akrab ditemui dalam berbagai video game besutan negeri matahari terbit itu, konsep tersebut apabila diterapkan dalam suatu acara juga dapat mengapresiasi serta menambah partisipasi pengunjung yang hadir. "Sekarang Roleplay lebih ditingkatkan, para panitia kini aktif berperan sambil berjalan-jalan keluar main stage untuk mengajak partisipasi pengunjung. Semua pengunjung dipersilahkan menjadi pahlawan sesuai minat masing-masing untuk menyelamatkan Desa Azayuki melalui Quest tertentu. Jadi sangat terlihat seperti model MMORPG (Jenis sebuah game, -red) nantinya," ungkap Evan.
Walaupun sepanjang hari guyuran hujan tidak berhenti, uniknya kerumunan pengunjung yang telah hadir sebelum acara dibuka tidak berkurang dan tetap bertahan hingga mata acara terakhir. Berbagai performer didatangkan guna menghibur para pengunjung di panggung utama. Tak ketinggalan, seorang Cosplayer terkenal dari Malaysia, Yuki Christie, didatangkan langsung sebagai Guest Star dalam HOTARU 5. Evan menilai wajar jika penyuka hal 'berbau' Jepang sangat banyak di Indonesia. Begitu banyak hal unik dari Jepang yang menjadi ikon masa kecil anak muda saat ini, terutama dalam serial animasi. "Jepang dapat menyediakan konten (animasi, -red) untuk berbagai jenjang umur. Andai saja Indonesia dapat menyediakan konten ini, saya rasa kita juga bisa menciptakan tren ini," tutur Evan.
Dalam kemeriahannya, festival yang diramaikan dengan beragam hiburan seperti Cosplay Competition, Obake House, Yukata Stand, Stan Komunitas, dan Doujin Circle serta Band & Dance Performance ini ditutup dengan tarian Bon Odori Performance. Dalam tarian tersebut, pengunjung yang hadir dapat melebur dalam keseruan menari bersama di arena terbuka bersama para panitia. Evan berharap adanya HOTARU selanjutnya dapat mengundang lebih banyak pengunjung untuk datang dan bersama-sama menghidupkan semangat mengenali budaya luar dengan latar kampus ITB sebagai rumah penerangan masyarakat.
Sumber Gambar: The Japan Fair ITB 2016