Atasi Masalah Elektrifikasi di Daerah Pesisir Indonesia, Tim PKM-KC Usung Ide Portable Hybrid Power
Oleh Rayhan Adri Fulvian - Mahasiswa Teknik Geofisika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karsa Cipta (KC) membawa ide teknologi pembangkit listrik hibrida dengan fitur portabel.
Tim PKM-KC tersebut dibimbing oleh Dr. Irsyad Nashirul Haq, S.T., M.T., dan beranggotakan lima mahasiswa, yaitu Muhammad Luthfi Nasa Azzikri, Putri Bunga Daeng, Danu Fasalillah Rifkana Hakim, Muhammad Farhan Rasyidnianto, dan Annisa Aspiratu Rahma.
Mereka mengikuti PKM untuk memenangkan salah satu kompetisi yang diadakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) sekaligus mengisi hari-hari libur semester genap dengan kegiatan yang bermanfaat. Bidang Karsa Cipta dipilih karena mereka ingin membuat prototipe teknologi yang menarik dan memanfaatkan liburan untuk merancang dan membangun model nyata. Mereka telah berusaha maksimal dalam penulisan proposal dengan detail informasi dan gambar desain di Solidworks untuk menarik perhatian juri dan meningkatkan peluang lolos pendanaan.
Ide yang mereka bawakan adalah pembangkit listrik hibrida portabel untuk membantu mengatasi masalah elektrifikasi di daerah pesisir Indonesia, terutama di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua yang masih memiliki rasio elektrifikasi rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 318.470 rumah tangga dan 199 desa masih belum berlistrik hingga triwulan III 2022. Pembangkit listrik hibrida ini memanfaatkan energi matahari dan ombak pantai, serta fitur portabel untuk memudahkan akses ke daerah terpencil. Dengan pembangkit listrik ini, diharapkan dapat membantu penerangan dan meningkatkan aktivitas ekonomi serta keamanan bagi masyarakat pesisir.
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan dua jenis pembangkit listrik hibrida, yaitu panel surya dan generator. Panel surya mengubah energi matahari menjadi energi listrik melalui proses fotovoltaik. Sementara itu, generator mengubah energi mekanik ombak pantai menjadi energi listrik. Pada alat ini, terdapat buoy (pelampung) yang terhubung dengan batang gerigi. Buoy akan naik turun mengikuti gerakan ombak, menggerakkan pinion (gerigi lingkaran), yang pada gilirannya memutar rod (batang silinder) dan akhirnya menyebabkan shaft generator berotasi, dan menghasilkan listrik.
“Harapan kami di sini mendapatkan pengalaman berharga dalam project engineer dan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam tim. Kami juga berharap bisa lolos ke final PKM-KC, yaitu Pimnas di Agustus nanti, dan membawa juara untuk ITB. Mohon doanya,” ujar Ketua Tim PKM-KC PHP, Muhammad Farhan Rasyidnianto, Kamis (11/7/2024).
Luaran yang diharapkan dari proyek ini adalah terselesaikannya 100% perancangan mekanik dan elektrik teknologi ini, meskipun masih ada beberapa kendala yang perlu diselesaikan. Untuk masyarakat pesisir, diharapkan teknologi ini dapat bermanfaat dalam menyediakan penerangan listrik yang memadai sehingga aktivitas malam hari tidak terganggu.
Reporter: Rayhan Adri Fulvian (Teknik Geofisika, 2021)