Implementasi Praktikum, Rekayasa Kehutanan ITB Gelar Kuliah Lapangan Pengelolaan Bentang Alam Terpadu

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Kuliah lapangan Pengelolaan Bentang Alam Terpadu Rekayasa Kehutanan ITB, Sabtu (11/5/2024) (Dok. Tim Asisten Praktikum)

JATINANGOR, itb.ac.id — Program Studi Rekayasa Kehutanan Sekolah Ilmu dan Teknologi (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Kuliah Lapangan Pengelolaan Bentang Alam Terpadu yang berlokasi di Desa Babakanpeuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (11/5/2024).

Kuliah lapangan ini diikuti mahasiswa Rekayasa Kehutanan angkatan 2021 yang mengambil mata kuliah Pengelolaan Bentang Alam Terpadu (BW3201) serta didampingi oleh dosen pengampu dan tim asisten.

Kuliah lapangan dimulai dengan pembukaan dari dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Bentang Alam Terpadu, Dr. Elham Sumarga, S.Hut., M.Si.

Pembukaan Kuliah Lapangan oleh dosen pengampu Pengelolaan Bentang Alam Terpadu, Dr. Elham Sumarga, S.Hut., M.Si. (Dokumentasi pribadi)

“Diharapkan, kuliah lapangan ini dapat memperkuat apa yang telah dipelajari pada praktikum-praktikum sebelumnya,” ujarnya. Setelah itu, terdapat pengarahan terkait teknis kuliah lapangan dari tim asisten yang diwakili oleh Fardan (Rekayasa Kehutanan, 2020).

Pada kuliah lapangan ini, peserta berjalan secara berkelompok sesuai arahan asisten serta mengobservasi dan melakukan penitikan pada beberapa tipe tutupan lahan yang dijumpai di area kajian seperti sawah, ladang, pepohonan, ladang terbuka, serta hutan bambu.

Kuliah lapangan ini diikuti seluruh peserta dengan penuh antusias meski mereka harus trekking untuk menuntaskan keseluruhan area kajian. Seperti yang diungkapkan salah seorang peserta kuliah, Septian (Rekayasa Kehutanan, 2021). “Kulapnya seru, walau cape trekking-nya tapi senang banget bisa belajar dan melihat langsung berbagai jenis bentang alam,” ujarnya.

Kegiatan observasi dan penitikan di lapangan ini dilakukan sebagai ground checking untuk mengetahui dan menganalisis klasifikasi tutupan lahan pada area kajian. Hasil dari kuliah lapangan ini diolah menggunakan perangkat lunak ArcGIS untuk selanjutnya dianalisis lebih lanjut berdasarkan tutupan lahan, penggunaan lahan, serta ekologi bentang alam. Lebih jauh lagi, data tersebut akan dianalisis untuk mengetahui land suitability pada area kajian dan menentukan konsep perancangan landscape planning untuk pengembangan agroforestri dan konservasi hutan bambu dengan mempertimbangkan kondisi tutupan lahan yang dijumpai di lapangan, mengingat area yang dikaji berbatasan dengan Taman Buru Masigit Kareumbi yang merupakan kawasan konservasi.

Reporter: Ahmad Fauzi (Rekayasa Kehutanan, 2021)