Inovasi Beasiswa Makan Siang, ITB Mulai Gunakan Sistem RFID untuk Pembayaran

Oleh Hafshah Najma Ashrawi

Editor Hafshah Najma Ashrawi

BANDUNG, itb.ac.id -  Inovasi teknologi dari Institut Teknologi Bandung kali ini merambah ke ranah Beasiswa Ekonomi ITB. Direktorat Pengembangan ITB bekerjasama dengan Direktorat Sarana dan Prasarana, Lembaga Kemahasiswaan, dan Unit Sumber Daya Informasi (USDI) ITB menerapkan sistem Radio Frequency Identification (RFID) untuk pembayaran beasiswa makan siang di beberapa kantin ITB awal Februari ini.

Mulanya, RFID pertama kali digunakan untuk Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) program pasca sarjana dan pada tahun 2012 ini sistem RFID mulai diterapkan untuk KTM mahasiswa sarjana angkatan 2012. Selain itu, penggunaan RFID sendiri sebelumnya sudah diterapkan pada presensi praktikum mahasiswa dan parkir untuk karyawan ITB.

Beasiswa makan siang merupakan salah satu dari beasiswa ekonomi yang ada di ITB. Penerima beasiswa ini merupakan mahasiswa/i ITB yang bertempat tinggal di asrama pada tahun pertamanya. Sejumlah 200 mahasiswa mendapatkan beasiswa tersebut dan tersebar di berbagai fakultas yang ada di ITB. Untuk awal Februari ini, sistem pembayaran menggunakan RFID baru diterapkan di dua kantin di ITB yaitu Kantin Bengkok dan Kantin Gedung Kuliah Umum (GKU) Barat.

Keunggulan RFID

RFID merupakan sistem yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis barang, bahkan RFID juga dapat digunakan untuk menentukan pemilik kartu yang frekuensi radionya dipancarkan dari label di kartu tersebut. RFID bekerja dengan mendeteksi frekuensi radio yang dikeluarkan oleh label dan dibaca oleh pembaca RFID sehingga diketahui kode yang diinginkan.

Untuk memproses RFID, disediakan smart card reader di beberapa kantin di ITB yang akan membantu menghitung berapa poin yang telah digunakan pemilik kartu RFID. Setiap poinnya bernilai Rp6.000,00 dan diakumulasikan dengan total belanja pemilik kartu. Sistem RFID ini memungkinkan penerima beasiswa makan siang dapat menggunakan beberapa poin dalam satu hari sekaligus. Setiap bulannya, penerima beasiswa makan mendapatkan sekitar 20 poin.

Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan penggunaan RFID untuk beasiswa makan siang. Sebelumnya, ITB menggunakan kertas voucher yang diberikan kepada Tata Usaha masing-masing fakultas setiap minggunya untuk selanjutnya digunakan oleh mahasiswa/i fakultas tersebut. Apabila kertas voucher beasiswa makan siang sebelumnya memiliki batas hari dan tanggal penggunaan, RFID tidak membatasi penggunaan per hari karena RFID menggunakan sistem pembayaran per poin dengan batas kadaluarsa satu bulan.

Keunggulan lainnya dari sistem RFID ini adalah dikarenakan terintegrasi dengan KTM, proses transaksi lebih mudah dipantau. Dibandingkan dengan mekanisme beasiswa makan siang sebelumnya yang menggunakan kertas, tentu sistem RFID ini lebih murah dari segi biaya. Penggunaan sistem RFID ini juga lebih aman karena tidak mudah diduplikasi.

"Pengembangan dari sistem RFID ini sebenarnya masih lebih banyak lagi, semoga untuk selanjutnya RFID ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan mahasiswa seperti peminjaman buku di perpustakaan, atau presensi kuliah," ucap Asep Ariyan selaku pelaksana teknis sistem RFID ITB.