ITB Raih Dua Penghargaan dalam Kontes Robot Nasional 2009

Oleh habiburmuhaimin

Editor habiburmuhaimin

BANDUNG, itb.ac.id- ITB kembali mendapat penghargaan dalam ajang kejuaraan robot bergengsi tingkat nasional, Kontes Robot Nasional 2009. Melalui kategori berkaki KRCI, tim "The Power of Dreams" dengan robot Hexapod-nya menduduki peringkat pertama pada lomba yang diadakan di Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta, (6-7/06/09). "The Power Of Dream" yang diawaki oleh tiga orang mahasiswa Teknik Elektro ITB - Ardya Dipta, Syawaludin Rachmatullah, dan Ichwan Kurniawan- kini berusaha menempatkan kakinya di ajang perlombaan dengan tema yang sama di kancah internasional, Trinity Collage, Amerika Serikat.
Kontes Robot Nasional 2009 diikuti oleh 24 tim peserta KRI (KOntes Robot Indonesia), 33 tim peserta KRCI (Kontes Robot Cerdas Indonesia), dan 12 tim peserta KRSI (Kontes Robot Seni Indonesia). Untuk KRCI terbagi atas 4 divisi, yakni 21 tim kategori wheeled, 9 tim kategori leeged, 9 tim kategori expert single, dan 16 tim kategori expert battle. Secara keseluruhan, jumlah anggota tim termasuk pembimbing adalah 412 orang, yang berasal dari 47 perguruan tinggi dan 5 non-perguruan tinggi. Dewan juri berasal dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia, yakni ITB, ITS, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), UI, dan UGM.

Format aturan pertandingan dalam KRCI 2009 dipilih dari aturan kontes robot sejenis yang telah diselenggarakan secara teratur di negara maju yaitu Intelligent Fire-Fighting Robot Contest yang diselenggarakan oleh Trinity College, Hartford Connecticut, USA dan telah berlangsung lebih dari 13 tahun. Pemenang dari KRCI berpeluang mengikuti kontes serupa pada tahun 2010 di Amerika Serikat.

Parameter penilaian yang diperhitungkan dewan juri, diantaranya mampu memadamkan api, kembali ke start awal setelah memadamkan api, dan memasuki sekat-sekat ruangan. Keseluruhan parameter tersebut akan dikonversikan ke satuan waktu melalui fungsi "faktor". Oleh karena itu, waktu menjadi penilaian utama dewan juri. Walaupun target utama dari perlombaan ini -mematikan api- tidak terpenuhi, suatu tim masih dapat melanjutkan berkompetisi karena adanya konversi tersebut. Tim "The Power Of Dream" sendiri dapat menempuh dengan mulus tiga kali kesempatan yang harus dijalankan dalam perlombaan ini. Secara keseluruhan, Tim "The Power Of Dream" memperoleh dua penghargaan, yakni juara 1, termasuk meraih rekor menuntaskan semua tugas dengan rekor waktu tercepat dan mendapat penghargaan "The Best Algorythm".

Kesuksesan tim yang keberangkatannya disponsori oleh LPKM (Lembaga Pengembangan dan Kesejahteraan Mahasiswa) ITB ini merupakan buah dari kerja keras para punggawanya. "Selama 6 bulan terakhir, kami sudah berantakin lab AVRG (Laboratorium Autonomous Vehicle Research Group) pimpinan Dr.Kusprasapta Mutijarsa," ujar Dipta kepada Kantor Berita ITB. Laboratorium tersebut juga merupakan tempat Unit Robot ITB bernaung. Unit Robot yang baru dibentuk tersebut menjadi wadah bagi mahasiswa pecinta dunia robotik mengembangkan minat dan kemampuannya, termasuk bagi Dipta dkk. "Teman-teman Unit Robot ITB selalu ada untuk membantu,"tambah Dipta.

Kemenangan Tim "The Power Of Dream" tak lepas dari kerja sama antar lini yang terkait. Dimulai dari LPKM sebagai penyokong dana hingga ke suporter dari teknik mesin dan elektro yang tak kenal lelah meneriakkan yel-yel penyemangat. Ditambah pula dengan kehadiran seorang manajer tim, yakni Dody yang juga Ketua Unit Robot ITB tampil sebagai kunci sukses kemenangan tim ini.

Ke depan, Tim "The Power Of Dream" menargetkan untuk mengikuti perlombaan tingkat internasional yang diadakan di "kiblat" KRCI, Trinity Collage, Amerika Serikat. Hal pertama yang akan dilakukan tim ini adalah mencari sponsor yang dapat menyokong kebutuhan tim.