Prof. Tatacipta mengatakan ITB dan Liaoning memiliki potensi besar kerja sama, khususnya dalam eksplorasi minyak dan gas bumi.

“Kami melihat bahwa kegiatan komersial di Provinsi Liaoning bisa menjadi contoh, terutama dalam hal eksplorasi migas, dan kami juga sudah mengirimkan delegasi untuk belajar ke sana. Mudah-mudahan kerja sama seperti itu bisa ditingkatkan dan dikembangkan dalam bidang yang lain,” ujar Prof. Tatacipta.

Sementara itu, Li Jun menyoroti peningkatan aktivitas perdagangan sebesar 18% antara Provinsi Liaoning dan Indonesia pada tahun lalu. Beliau mengatakan, beberapa industri dari Provinsi Liaoning telah berinvestasi di Indonesia, terutama dalam sektor pertambangan dan energi. Beberapa grup perusahaan dari Indonesia pun telah berinvestasi di Provinsi Liaoning.

“Kami sangat berharap dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dengan ITB, terutama dalam bidang akademik dan industri. Provinsi Liaoning memiliki 170 universitas, dengan 37 di antaranya memiliki sekolah pascasarjana, serta spesialisasi yang kuat di sektor baja dan petrokimia. Saat ini, ada 420 mahasiswa Indonesia yang belajar di Liaoning, dan kami berharap mereka dapat menjadi jembatan penghubung antara Provinsi Liaoning dan Indonesia,” ujarnya.

Kepala Biro Kemitraan ITB Prof. Dr. Taufiq Hidayat menegaskan bahwa ITB siap untuk menjalin kerja sama yang strategis dan berbasis dampak tinggi, seperti program pertukaran dosen, summer program bagi mahasiswa, dan pendirian laboratorium penelitian bersama. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi akademik dan membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa dan peneliti dari kedua belah pihak.

Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan akademik dan industri antara ITB dan Provinsi Liaoning, serta membuka peluang kolaborasi yang lebih luas di masa depan.

Reporter: Bashravie Thamrin (Manajemen, 2024)