ITB Youth Investment Day: Pendayagunaan Investasi dalam Aktivitas Pasar Modal

Oleh Owen Nixon Jimawan

Editor Owen Nixon Jimawan

BANDUNG, itb.ac.id - Melanjutkan acara seminar yang merupakan kelanjutan dari rangkaian ITB Financial Industries Days #1 2016, ITB mengadakan pelatihan yang berjudul "ITB Youth Investment Day." Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pengertian kepada para peserta mengenai cara berinvestasi di pasar saham dengan pelatihan dan percobaan langsung melalui simulasi jual beli saham. Dengan adanya pelatihan ini, para peserta tidak hanya mendapat pengetahuan secara teori saja melainkan juga dapat mempraktikan teori yang diterimanya secara langsung dalam investasi saham. Acara pelatihan ini bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia, dan PT RHB Securities Indonesia. "Diharapkan ITB dapat menjadi perantara antara para regulator dengan mahasiswa sehingga mahasiswa dapat terfasilitasi," ujar Dr. Rieske Hadianti, M.Si. selaku ketua panita.

Pengenalan Investasi Pasar Modal

Perwakilan dari Bursa Efek Indonesia, Achmad Dirgantara, S.Ip., M.T. menyampaikan beberapa hal mengenai investasi, seperti pengenalan investasi, cara berinvestasi yang aman, dan pentingnya melakukan investasi sejak dini. Bursa di Indonesia sebenarnya merupakan bursa tertua nomor empat di Asia dan dikenal sebagai Bursa Batavia. Namun sayangnya dari semua pihak yang berinvestasi di Indonesia, sekitar 65% pasar dikuasai oleh investor asing dan hanya sekitar 35% investor dari dalam negeri. Padahal saham merupakan bukti kepemilikan suatu perseroan (perusahaan) yang merupakan klaim atas penghasilan dan kekayaan perseroan tersebut.

Membeli saham berarti membeli perusahaan, maka dari itu sebaiknya dalam membeli saham harus terlebih dulu mengetahui profil perusahaan secara menyeluruh. Konsep dasar pasar modal itu sendiri adalah untuk ekspansi bisnis. Pasar modal mempertemukan pihak yang membutuhkan dana jangka panjang dengan pihak yang membutuhkan sarana investasi pada produk keuangan, seperti saham, obligasi, dan lainnya. Beberapa alasan suatu perusahaan menjual sahamnya dan menjadi perusahaan terbuka antara lain untuk mendapatkan dana agar dapat mengekspansi bisnis usahanya, membayar hutang perusahaan, memperbaiki struktur finansial perusahaan, value creation, dan berbagai tujuan strategis non finansial.

Analisis Pasar Modal

Salah satu alasan diperlukannya investasi adalah untuk menghadapi fenomena inflasi. Inflasi sendiri berarti terjadinya peningkatan harga secara umum dan terus menerus sehingga menyebabkan menurunnya nilai mata uang. Investasi di pasar modal tidak terjadi begitu saja tetapi memerlukan analisis-analisis tertentu supaya saham yang dibeli dapat berkembang dan tidak mengalami kerugian. Analisis-analisis tersebut adalah analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal dilakukan dengan melihat pergerakan harga-harga sebelumnya dengan asumsi bahwa yang telah terjadi mungkin terjadi lagi suatu saat nanti. Sedangkan analisis fundamental mengarah pada data laporan keuangan maupun data tahunan perusahaan.

Analisis teknikal lebih sering dipakai untuk trading (investasi jangka pendek) dan analisis fundamental biasanya dipakai oleh investor jangka panjang. "Saham yang layak diinvestasikan itu bisa ditradingkan, tetapi saham yang bisa ditradingkan belum tentu bisa diinvestasikan," kata Berlian Juveny, Vice President Business Development RHB OSK Securities. Dengan menganalisis perusahaan, kita dapat memperoleh perkiraan kinerja suatu perusahaan. Jika perusahaan masih berkembang dan menghasilkan laba yang baik, para investor dapat bertumbuh bersama dengan perusahaan. Banyaknya keuntungan yang dapat diraih dari pengelolaan saham ini sepatutnya mulai diterapkan ke berbagai lapisan kalangan sehingga masyarakat Indonesia dapat mulai berinvestasi sejak dini dan meningkatkan taraf hidupnya disamping mengingat jumlah investor di dalam negeri masih sedikit bila dibandingkan dengan investor yang ada di luar negeri.