Kaditya Rakan, Mahasiswa Teknik Elektro ITB Juara 3 Clash of Champions yang Pantang Menyerah

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2023, Kaditya Rakan Pandyansa, memenangkan juara 3 Clash of Champions (CoC) Ruangguru. CoC yang merupakan kompetisi yang diikuti 50 mahasiswa berprestasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri. Sosok yang dijuluki Kuda Hitam dalam ajang tersebut memiliki karakter yang humble dan ahli dalam menyusun strategi.

Kadit merupakan mahasiswa yang terbiasa menggunakan lebih dari satu cara saat belajar. Selain mendengarkan dosen di kelas, dia menyisihkan waktu untuk belajar dan berlatih soal-soal.

Kadit mengaku aktivitasnya sebagai mahasiswa yang baru menjalani 2 semester di ITB tidak terlalu berbeda dengan saat dia SMA. Perbedaannya, terletak pada materi. Saat SMA, materi ditempuh dalam waktu yang cukup lama. Saat kuliah, materi tersebut dapat dipelajari dalam satu pertemuan. Sosok yang hobi menonton film action science fiction ini pun menyesuaikan diri, berpikir lebih cepat, dan banyak mencari sumber belajar lainnya.

Menurutnya, penting untuk memahami materi dasar terlebih dahulu kemudian mengeksplor materi yang lebih luas. “Biasanya kalau ujian lebih susah daripada yang biasanya diajarkan di kelas. Tetapi kalau dasar materinya sudah paham, bisa mengeksplor walaupun mungkin ada salahnya,” ujarnya, Selasa (27/8/2024).

Pantang Menyerah dan Menikmati Proses

Dalam keseharian, Kadit terbiasa melakukan segala sesuatu dengan maksimal dan bersungguh-sungguh. Dia pun lebih menikmati setiap prosesnya daripada banyak berekspektasi.

Sebelum menjadi juara 3 Clash of Champions, dia banyak memenangkan kompetisi matematika. Suatu ketika, Kadit pernah memenangkan kompetisi matematika karena berhasil menjawab di detik-detik terakhir. Saat orang lain sudah menyerah dalam sepuluh detik terakhir, Kadit bahkan masih berupaya menghitung dan tidak menyerah begitu saja. Walhasil, Kadit menjadi satu-satunya peserta yang mampu menjawab dengan benar pada 5 detik terakhir.

Pantang menyerah dan selalu berusaha yang terbaik menjadi prinsip yang terus dipegangnya. “Kalau misalnya orang lain menunggu saya menyerah, artinya orang lain bakal menunggu selamanya. Kalau misalnya mengalami kegagalan di satu kesempatan, kegagalannya hanya di situ doang, bukan di seluruhnya. Jadi, ya sudah, sekali gagal bukan menjadikan kesimpulan kalau semuanya gagal,” ujarnya.

Memilih Teknik Elektro ITB

Kadit akan menempuh studinya sebagai mahasiswa jurusan Teknik Elektro pada awal September 2024 ini setelah mengikuti Tahap Persiapan Bersama (TPB) pada tahun pertama perkuliahanya di ITB Kampus Jatinangor. Saat menjalani TPB, dia mendapatkan IPK 3.92/4.00.

Kadit adalah lulusan dari MAN 2 Kota Malang. Dia diterima di ITB melalui jalur SNBT-UTBK. Kadit mengaku ingin terjun di jurusan yang aplikatif namun yang masih erat dengan matematika. Dia pun memilih Teknik Elektro karena melingkupi aspek yang cukup luas dengan adanya sistem, pemrograman, rangkaian listrik, dan banyak komponen lainnya.

“Awal kepikiran Teknik Elektro ITB itu saat ikut lomba yang menuntut pesertanya memadukan kemampuan logika, fisika, electrical engineering, dan pemrograman dasar jadi satu. Di bagian rangkaian listrik tidak hanya teori saja, tetapi ada praktik dan presentasinya juga. Nah, menurutku waktu itu kayak seru sih ini kalau dihubungin dengan logika dan fisika. Jadi, cocok sih ini eksplor ke Teknik Elektro karena sudah sempat tahu apa yang akan dipelajari dan tahu tantangannya seperti apa,” ujarnya.

Sosok yang suka main game ini pun senang bergaul dan memiliki banyak teman. Dengan kepribadiannya yang tenang, Kadit merasa lebih mudah menjalin relasi dengan orang lain.

Reporter: Devi Berliana Pratiwi (Sains dan Teknologi Farmasi, 2021)