Kenalkan Astronomi, Observatorium Bosscha Ajak Masyarakat Mengamati Bulan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Seorang anak sedang mengamati bulan melalui teleskop portable dalam acara peringatan 50 tahun pendaratan manusia di bulan di Observatorium Bosscha, Lembang, Sabtu (13/7/2019). (Foto: Humas ITB)

BANDUNG, itb.ac.id— Kegiatan pengamatan dan penelitian benda-benda langit sudah dilakukan Observatorium Bosscha sejak didirikan pada tahun 1923. Bagi masyarakat umum, biasanya pengamatan malam hanya dibuka pada waktu tertentu saja dan harus mendaftar terlebih dahulu. Namun pada Sabtu, (13/7/2019), Observatorium Bosscha mengundang masyarakat untuk melakukan pengamatan benda langit bersama para peneliti di Bosscha.


Antusiasme tamu undangan yang hadir pada pengamatan tersebut begitu terlihat menjelang matahari tenggelam. Dua buah teleskop portable dan satu teleskop Bamberg disiapkan untuk mengamati bulan dan planet Jupiter. Sejak pukul 18.00 WIB, sudah terdapat antrian panjang pada setiap teleskop yang disiapkan.

“Rasanya nostalgic dan juga bangga bisa berada di sana dan melihat bagaimana para astronom menggunakan teleskop dan gedungnya, kami bisa melihat bulan dari beberapa teleskop yang tersebar,” ujar Ardhana Riswarie, salah satu pengunjung open house.

Cuaca saat pengamatan cukup cerah namun berawan, sehingga beberapa kali masyarakat harus menunggu agar bulan terlihat jelas. Pada Sabtu, 13 Juli malam itu, bentuk bulan belum sepenuhnya terlihat bulat. Gerhana bulan baru terjadi beberapa hari setelahnya. Namun begitu, masyarakat masih bisa tetap melihat bulan dengan jelas. Bahkan, saat memakai teleskop Bamberg, permukaan kawah bulan bisa terlihat sangat jelas.

Melalui teleskop portable, planet Jupiter bisa teramati berupa titik cahaya putih dengan tiga satelit yang mengitarinya. Karena masih penasaran, beberapa pengunjung ada yang melihatnya berulang kali dengan mengantre kembali.

Kegiatan menariknya lainnya, di halaman Gedung Kubah Teleskop Zeiss, juga diselenggarakan Pojok Permainan Edukatif. Pojok ini didedikasikan untuk aktivitas anak dan keluarga. Mereka diajarkan seputar astronomi melalui storytelling, hands-on activities, dan permainan seputar ular tangga dan puzzle.

Menurut Kepala Observatorium Bosscha, Premana W. Premadi, Ph.D., acara ini merupakan rangkaian acara peringatan 50 tahun pendaratan manusia di bulan sekaligus untuk mengenalkan dunia astronomi pada masyarakat. Observatorium Bosscha merupakan satu-satunya observatorium besar di Indonesia. Di bawah naungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB, lembaga riset ini menjadi pusat penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia. 

Saat ini Bosscha memiliki beberapa buah teleskop yang digunakan untuk penelitian dan pendidikan, misalnya teleskop GAO-ITB, teleskop Stevia, teleskop Surya, teleskop Bamberg, dan teleskop Zeiss yang menjadi ikon Bosscha. Beberapa teleskop kecil digunakan untuk kegiatan tur atau kunjungan publik seperti yang dilakukan pada acara Open House Bosscha kali ini. 

Reporter: Nur Faiz Ramdhani (Rekayasa Kehutanan 2015)