Kepala BNPT Ajak Mahasiswa Bersinergi dengan Pemerintah dalam Memelihara Keamanan Nasional
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id-Rabu (14/10/2020) ITB menghadirkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, M.H., sebagai pembicara dalam Studium Generale (KU-4078). Ia membawakan materi bertema “Sinergi Institusi Pemerintah dan Masyarakat dalam Memelihara Keamanan Nasional”.
Kegiatan tersebut dibuka terlebih dahulu oleh Rektor ITB Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Dalam sambutannya, Prof. Reini mengatakan, bahwa untuk dapat memelihara keamanan nasional, kita semua harus memahami kembali dan menggali nilai-nilai kebangsaan. Mahasiswa yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa harus bisa mengenali diri, lingkungannya, dan bangsanya sendiri sehingga bisa menjadi pemimpin yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
Boy Rafli memaparkan bahwa tidak ada satu institusi pun yang dapat melakukan tugasnya sendiri tanpa adanya kolaborasi, komunikasi, kerja sama, dan koordinasi dengan pihak atau institusi lain. Ia menambahkan contoh pembangunan yang terhambat akibat instabilitas keamanan nasional.
Boy Rafli mengingatkan para mahasiswa terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia yang merupakan tekad bangsa Indonesia ketika awal bernegara, tekad para leluhur bangsa. Nilai-nilai yang dijunjung oleh para leluhur harus dimaknai dengan baik oleh semua generasi bangsa Indonesia. Tujuan nasional tersebut termuat dalam UUD 1945 dan menjadi landasan berpikir untuk menentukan kebijakan nasional beserta strategi keamanan nasional. Dasar penyusunan strategi untuk menyusun kebijakan dalam konteks keamanan nasional adalah UU Nomor 7 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Perpres Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024.
Ancaman Nasional yang Paling Berbahaya
Arah kebijakan keamanan nasional dimaksudkan untuk menekan kejahatan konvensional, menangkal kejahatan transnasional, dan mengamankan sumber daya alam Indonesia. Boy Rafli memaparkan bahwa jenis ancaman nasional yang paling berbahaya adalah narkotika dan terorisme. Kedua ancaman ini termasuk dalam kejahatan transnasional. Narkotika dapat melemahkan bangsa terutama apabila menjerat generasi muda yang nantinya akan mengambil alih tonggak kepemimpinan di negeri ini. Sementara terorisme merupakan kejahatan global yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Boy Rafli juga menekankan merebaknya radikalisme. Terlebih di era yang serba canggih, penyebaran paham radikal mudah sekali dilakukan melalui media sosial. Ideologi yang diajarkan oleh kelompok radikal seringkali mengajarkan kekerasan. Boy Rafli menekankan bahwa ideologi bangsa Indonesia tidak pernah mengajarkan kekerasan. Ia juga menegaskan bahwa vaksin untuk virus radikalisme adalah Pancasila.
Harapan untuk Mahasiswa
Boy Rafli berharap agar mahasiswa tidak terbawa kelompok radikal. Mahasiswa harus mampu menentukan pilihan-pilihan yang baik. Ia berharap generasi muda tidak mudah terpengaruh oleh nilai-nilai negatif yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. Untuk menghadapi ancaman keamanan nasional di segala aspek, diperlukan sinergi dari semua kalangan. “Pemerintah, masyarakat, bahkan mahasiswa harus sama-sama mencegah datangnya ancaman keamanan nasional ini dan menemukan imunitas bangsa sehingga tidak menjadi bangsa yang kehilangan arah,” ujarnya.
Reporter: Restu Lestari Wulan Utami (Biologi, 2017)