Kick Andy Offair: Asah Lentera Jiwa, Tapaki Hidup Sukses
Oleh Christanto
Editor Christanto
BANDUNG, itb.ac.id - Banyak orang hebat yang penuh semangat, tapi tidak bahagia dengan bidang yang ditekuni sekarang. Padahal, potensi yang dimiliki seseorang dapat terus diasah hingga berbuah kesuksesan. Dengan mengangkat tema "Lentera Jiwa", Andy Noya sukses menginspirasi lebih dari 3 ribu penonton acara Kick Andy offair yang diselenggarakan pada Jumat (12/08/11) di Sasana Budaya Ganesha, Bandung.
Acara yang terlaksana berkat kerjasama Kick Andy dengan ITB tersebut menghadirkan tiga narasumber inspiratif, yaitu Yoris Sebastian, Nugie, dan Wahyu Aditya. Kisah-kisah yang diceritakan oleh ketiga sosok tersebut menceritakan tentang perjalanan hidup mereka, dalam memilih bidang pekerjaan yang menjadi lentera jiwa, hingga akhirnya menggapai kesuksesan.
Buah Kreativitas
Yoris Sebastian, misalnya, memilih meninggalkan kuliah pada usia 19 tahun, dan memulai karirnya sebagai wartawan di majalah. Berkat kreativitas yang terus diasah, Yoris terus belajar hingga menjadi GM Hard Rock Cafe dalam usia 26 tahun. "Ketika orang lain membuat konser di hari Sabtu atau Minggu, saya mencoba kreatif untuk membuat konser di hari Senin," kenang Yoris.
Dalam perjalanan karirnya, Yoris menganut prinsip 'happynomics', artinya dengan berbuat sesuatu yang sesuai passion-nya, ia tetap bisa menghasilkan uang. "Tiap kali melangkah, saya selalu mengukur apakah saya bahagia atau tidak," ungkap Yoris.Ia juga percaya bahwa kreativitas itu bisa dilatih, sehingga kecerdasan tidak menentukan kreativitas.
Terangi Kegelapan
Sosok Wahyu Aditya juga menjadi sosok penginspirasi lainnya. Dalam menapak perjalanan hidupnya, Adit lebih memilih terjun dalam dunia desain, daripada menjadi dokter yang menjadi keinginan keluarganya. Adit memilih dunia desain karena dunia tersebut merupakan lentera jiwanya sejak kecil. Prestasi Adit semakin terukir ketika ia berhasil mendirikan sekolah animasi yang memiliki visi untuk mengkampanyekan Indonesia ke dunia dengan desain.
"Menjalani karir ada dua cara, yaitu mengikuti arus air atau mengikuti lentera jiwa. Dengan mengikuti lentera jiwa berarti menerangi kegelapan," ujarnya. "Semakin lentera jiwa diasah, maka kita semakin bisa mengasah kemampuan kita," tambah Adit.
Satu jalan dengan Adit, Nugie juga merupakan inspirator Indonesia yang memilih menjadi musisi sebagai jalan hidupnya. Pada tahun 1992 ketika berkuliah di UI, Nugie telah menjadi penyiar radio dan mampu membiayai kuliahnya sendiri, disamping menyalurkan bakat menyanyinya.
Ketika ia hampir lulus dari UI, Nugie justru mengundurkan diri dari berhenti berkuliah, sehingga sempat mengecewakan orang tuanya. "Saya sadar menjalani hal sesuai lentera jiwa tidak selalu mulus, namun setelah menjadi musisi, saya menghasilkan sesuatu yang membahagiakan orang tua," ujar Nugie.
Buah Kreativitas
Yoris Sebastian, misalnya, memilih meninggalkan kuliah pada usia 19 tahun, dan memulai karirnya sebagai wartawan di majalah. Berkat kreativitas yang terus diasah, Yoris terus belajar hingga menjadi GM Hard Rock Cafe dalam usia 26 tahun. "Ketika orang lain membuat konser di hari Sabtu atau Minggu, saya mencoba kreatif untuk membuat konser di hari Senin," kenang Yoris.
Dalam perjalanan karirnya, Yoris menganut prinsip 'happynomics', artinya dengan berbuat sesuatu yang sesuai passion-nya, ia tetap bisa menghasilkan uang. "Tiap kali melangkah, saya selalu mengukur apakah saya bahagia atau tidak," ungkap Yoris.Ia juga percaya bahwa kreativitas itu bisa dilatih, sehingga kecerdasan tidak menentukan kreativitas.
Terangi Kegelapan
Sosok Wahyu Aditya juga menjadi sosok penginspirasi lainnya. Dalam menapak perjalanan hidupnya, Adit lebih memilih terjun dalam dunia desain, daripada menjadi dokter yang menjadi keinginan keluarganya. Adit memilih dunia desain karena dunia tersebut merupakan lentera jiwanya sejak kecil. Prestasi Adit semakin terukir ketika ia berhasil mendirikan sekolah animasi yang memiliki visi untuk mengkampanyekan Indonesia ke dunia dengan desain.
"Menjalani karir ada dua cara, yaitu mengikuti arus air atau mengikuti lentera jiwa. Dengan mengikuti lentera jiwa berarti menerangi kegelapan," ujarnya. "Semakin lentera jiwa diasah, maka kita semakin bisa mengasah kemampuan kita," tambah Adit.
Satu jalan dengan Adit, Nugie juga merupakan inspirator Indonesia yang memilih menjadi musisi sebagai jalan hidupnya. Pada tahun 1992 ketika berkuliah di UI, Nugie telah menjadi penyiar radio dan mampu membiayai kuliahnya sendiri, disamping menyalurkan bakat menyanyinya.
Ketika ia hampir lulus dari UI, Nugie justru mengundurkan diri dari berhenti berkuliah, sehingga sempat mengecewakan orang tuanya. "Saya sadar menjalani hal sesuai lentera jiwa tidak selalu mulus, namun setelah menjadi musisi, saya menghasilkan sesuatu yang membahagiakan orang tua," ujar Nugie.