Kisah Inspiratif Gaizka Adilla Zahraini Mahasiswa Berprestasi Sekolah Farmasi ITB, Raih Banyak Prestasi dengan Jelajahi Potensi Diri
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id – Mahasiswa Program Studi Sains dan Teknologi Farmasi angkatan 2021, Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (SF ITB), Gaizka Adilla Zahraini, terpilih sebagai mahasiswa berprestrasi tingkat Sekolah Farmasi tahun 2024. Hal itu diraihnya karena keaktifan dan pretasinya, baik di bidang akademik maupun nonakademik.
Mengenali potensi diri menjadi kunci sosok yang akrab dipanggil Gaizka ini dalam meraih prestasi. Hal itu dilakukannya bahkan sebelum berkuliah di ITB. Saat berkuliah, setelah mengeksplorasi berbagai unit, dia bergabung dengan ITB GMUN karena memiliki potensi dalam public speaking dan debat. Di unit ini, Gaizka sempat menjadi Ketua Pelaksana ITB MUN 2023 dan belajar banyak hal, mulai dari leadership hingga manajemen waktu yang berdampak nyata dalam kehidupannya. Hal itu membuatnya tetap produktif dalam berorganisasi meski banyak praktik saat berkuliah.
Di tahun ketiga berkuliah, dirinya terus mengembangkan berbagai potensinya dengan mengikuti banyak perlombaan. “Untuk lomba fokusnya bukan ingin dapat penghargaan sebanyak mungkin, tetapi mindset-nya untuk menambah pengalaman,” katanya.
Sejumlah prestasi yang diraihnya, seperti Best Abstract IPSF Abstract Competition 2024; 2nd Runner Up IPSF Review Literature Competition 2024; Winner of Pharma Insight Circle GPPEd 2023; Gold Medalist Olimpiade Biologi OSSI; hingga Gold Medalist Olimpiade Biologi NUSSAFEST.
Faktor lain dari berbagai pencapaian di usia mudanya adalah manajemen waktu. “Kunci suksesnya dari time management. Kalau sudah bisa menentukan prioritas, tidak menunda-nunda, itu membantu banget untuk ke depannya,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, penting untuk memiliki prinsip tidak takut salah. Dari kesalahan, kepribadian dan kemampuan diri dapat berkembang pesat.
Meski begitu, ketika aktivitas terlampau padat dan ada sejumlah hal yang kurang optimal, dirinya selalu bersikap lapang karena telah berusaha semampunya. “Ya sudahlah,” katanya, “’Ya sudahlah’ ini membantu aku untuk gak begitu stres menghadapi ke-chaos-an akademik, organisasi, atau lomba-lomba. Aku anggapnya kerjanya sebisanya saja. Kalau misalnya ada yang kelewat atau ga maksimal, di kesempatan selanjutnya bisa aku perbaiki.”
Di sisi lain, Gaizka mengaku berkuliah di Sekolah Farmasi ITB sesuai dengan keinginannya sejak kecil, yakni memberikan manfaat pada dunia dalam bidang kesehatan. Dia menilai SF ITB menjadi tempat yang tepat untuk meraih cita-citanya sebagai researcher dan dosen. Selama ini pun, pola pikir yang terstruktur yang dilatih di SF ITB menjadikannya jauh lebih berkembang.
Dia berpesan bagi mahasiswa di ITB agar tidak ragu mengenali dan mengembangkan potensi diri. “Terutama untuk mahasiswa baru di ITB, cobalah lebih berani mencoba hal baru, eksplorasi potensi diri karena yakin itu akan bermanfaat nantinya. Akademik itu penting juga, hanya saja itu bukan limit potensi. Banyak sekali wadah di ITB yang bisa mengembangkan potensi lainnya yang mungkin diri kita sendiri belum tahu,” katanya.
Reporter: Devi Berliana Pratiwi (Sains dan Teknologi Farmasi, 2021)