KM SBM Ajarkan Mahasiswa Cara Membuat Keputusan yang Benar

Oleh

Editor

BANDUNG, itb.ac.id - Keputusan merupakan sesuatu yang akan selalu kita buat dimana saja, kapan saja bahkan sampai padahal-hal yang sederhana seperti akan makan apa setiap harinya, kegiatan apa yang ingin kita lakukan sampai pada keputusan-keputusan krusial yang akan mempengaruhi hidup kita. Begitu juga ketika sedang melakukan suatu usaha atau berwirausaha. Sejalan dengan hal tersebut, Selasa (26/11/13) Keluarga Mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (KM SBM) kembali mengundang seluruh mahasiswa ITB padaacara ITB Business Club "How To Make Right Decision".  Diskusi in imerupakan bagian dari program SBM Club yang mengundang Dr. Ir. Utomo Sarjono Putro, M.Eng, salah satu staf pengajar di SBM. Seminar ini dimulai dari pukul 17.00-18.30 di Gedung Kresna SBM ITB.

Diskusi yang dihadiri oleh sekitar 30 orang ini mengajarkan kita bagaimana membuat keputusan yang baik.Dimulai dengan mengadu pemikiran kita ketika suatu keputusan akan diambil. Apakah keputusan yang kita ambil itu rasional atau tidak. Dijelaskan juga bagaimana proses kerja otak ketika akan membuat keputusan. Otak manusia mudah terlena dan kebanyakan dari kita malas untuk menggunakannya atau malas berpikir. "Decision making is skill, proses dan pola pikir", papar Utomo. Oleh karena itu keputusan apa yang kita lakukan hari ini mungkin saja dipengaruhi oleh keputusan-keputusan apa saja yang pernah kita ambil pada masa lampau.

Dalam penjelasannya Utomo memaparkan bagaimana sistem otak kanan (sistem 1) dan otak kiri (sistem 2) dalam berkerja. Sistem 1 cenderung bekerja dengan cepat, langsung, tanpa perlu usaha, tidak dapat dinonaktifkan, intuitif, dan senang berprasangka. Sedangkan otak kiri cenderung bekerja dengan lambat, perlu usaha yang ekstra, dan proses kontrol. Oleh karena itu, beliau memberikan pengetahuan bahwa ketika akan membuat keputusan kita harus berpikir rasional. Berpikir rasional yang dimaksud di sini adalah secara jelas mendefinisikan problem yang ada, mengidentifikasi semua kriteria yang ada, membobotkan semua kriteria sesuai preferensi yang ada, mengetahui semua alternatif yang relevan, secara akurat menaksir alternatif tersebut berdasarkan tiap kriteria dan menghitung serta membuat pilihan dengan nilai yang dapat kita lihat dengan jelas.

Di akhir diskusi beliau mengatakan bahwa hal paling utama yang harus diperhatikan adalah prasangka atau lebih condong kepada sesuatu yang sering kita alami. Untuk menanggulangi hal tersebut maka kita harus selalu sadar, jangan sampai terlena akan perasaan, cari peluang berdasarkan data dan statistik, dan jangan menganggap sesuatu itu selalu berhubungan satu sama lain.

 

Oleh: Reksy Rakasiwie (IJA 2013)