Kolaborasi Budaya UKA dan UKJ ITB: Pererat Hubungan dengan Tradisi Aceh dan Jepang

Oleh Syabina Er Said - Mahasiswa Teknik Dirgantara, 2020

Editor M. Naufal Hafizh, S.S.

Anggota UKA dan UKJ berfoto seusai kegiatan bersama.

BANDUNG, itb.ac.id — Pada Minggu (16/3/2025), Unit Kebudayaan Aceh (UKA) dan Unit Kebudayaan Jepang (UKJ) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar pertemuan kolaborasi di Campus Center Barat ITB. Acara ini diusung oleh divisi intrakampus masing-masing unit kebudayaan tersebut.

Kedua unit kebudayaan ini memiliki program kerja yang berfokus pada pengenalan budaya masing-masing kepada masyarakat kampus, sekaligus mempererat hubungan antarbudaya.

Mengusung nama “Meusyeuhu”, UKA dengan visinya sebagai rumah aktualisasi diri yang berbudaya dan bermanfaat bagi sekitar, menjalankan berbagai program seperti pelatihan kesenian adat Aceh, pengenalan budaya Aceh melalui acara seperti Seunada, Geuchik, serta perayaan Milad UKA ITB. UKA juga aktif dalam menjaga hubungan kekeluargaan internal melalui kegiatan seperti "UKA Ngumpul Ceunah" dan "Peusijuek", yang merupakan tradisi adat Aceh yang mencerminkan rasa syukur dan harapan bagi kedamaian dan keberkahan.

Anggota UKJ dan UKA berfoto menggunakan yukata.

Di sisi lain, UKJ berfokus pada pengenalan budaya Jepang, baik tradisional maupun modern. Unit ini memiliki berbagai divisi yang mencakup Bahasa, Manga, Musik, Masak, Odori (tarian Jepang), dan Cosplay.

Program-program unggulan mereka seperti menampilkan tarian bernama "Natsu Matsuri" yang berarti “Festival Musim Panas” serta mengadakan kelas budaya Jepang, seperti kelas Upacara Minum Teh dan kelas Origami yang bertujuan untuk memperkenalkan aspek-aspek unik dari budaya Jepang kepada mahasiswa ITB. UKJ juga memiliki acara tahunan "Bunka No Hi", yang seluruh divisi di UKJ akan memamerkan hasil karya divisi masing-masing kepada masyarakat umum.

Selain itu, dalam kegiatan ini, massa UKA berkesempatan mencoba mengenakan yukata, pakaian tradisional Jepang yang biasanya dipakai pada festival musim panas, dan merasakan pengalaman langsung dalam mempelajari budaya Jepang. Kegiatan ini tidak hanya menyajikan aspek estetika dari pakaian tersebut, tetapi juga memberikan pemahaman lebih dalam tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat Jepang.

Tak kalah menarik, peserta UKJ juga diajak untuk belajar menari Saman Aceh, sebuah tarian tradisional yang dikenal karena kekompakan gerakan dan irama yang cepat. Mahasiswa ITB, baik yang berasal dari UKA maupun UKJ, sangat antusias untuk mempelajari gerakan-gerakan dasar dari tarian ini, yang mengandung nilai-nilai keindahan, kekompakan, dan semangat kebersamaan.

“Kolaborasi ini berjalan dengan sangat baik dan tepat sasaran. Semoga event serupa dapat dilakukan secara rutin untuk mempererat hubungan, mempelajari kebudayaan, dan berkolaborasi bukan hanya antara UKA dan UKJ, tetapi dengan seluruh UKM rumpun Seni Budaya ITB,” ujar Fathan Mumtaz Yunadi (Teknik Sipil, 2021) selaku sultan UKA.

Anggota UKA dan UKJ belajar Tari Saman.

Ayana Morita, sebagai mahasiswi pertukaran pelajar dari Jepang, berbagi pengalamannya dalam menjembatani pemahaman antara budaya Jepang dan Indonesia. Menurutnya, mahasiswa ITB menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap budaya Jepang, terutama dalam hal seni tradisional seperti kaligrafi dan tarian, dan juga terpesona oleh budaya modern seperti anime dan musik J-pop.

Ayana bersama Syabina berfoto Menggunakan Yukata.

Di sisi lain, mahasiswa yang terlibat dalam UKA menunjukkan betapa pentingnya untuk menjaga dan mengenalkan budaya Aceh, yang kaya akan tradisi dan keunikan, seperti makanan khas seperti Mie Aceh dan Kuah Pliek U, serta sejarah dan nilai-nilai agama Islam yang mendalam di Aceh.

"Semoga hubungan UKA-UKJ terus harmonis, sinergis, dan semakin akrab sampai bertahun-tahun," kata Amira Maiza Haq (Sains Teknologi Farmasi 2023), selaku ketua intrakampus UKJ, dalam sambutannya yang penuh harapan akan kelanjutan kolaborasi antara kedua unit kebudayaan ini.

Kolaborasi antara UKA dan UKJ ini menjadi momentum penting dalam memperkaya kebudayaan di kampus ITB dan membuka wawasan baru bagi mahasiswa untuk lebih mengenal dan menghargai budaya dari kedua belah pihak. “Sebagai sesama entitas yang bernaung di bawah KM ITB, harapannya silaturahmi ini bisa menjadi awal untuk kegiatan selanjutnya yang lebih kolaboratif,” tutur Hamdan Syukran (Teknik Metalurgi 2021) dari UKA.

Reporter: Syabina Er Said (Teknik Dirgantara, 2020)

#unit kebudayaan aceh #uka #unit kebudayaan jepang #ukj