KPA ITB Helat Festival Paduan Angklung Ke-14

Oleh Adhitia Gesar Hanafi

Editor Adhitia Gesar Hanafi

BANDUNG, itb.ac.id- Bertempat di Gedung Aula Timur ITB, Kamis (26/02/15) hingga Sabtu (28/02/15), KPA ITB selenggarakan Festival Paduan Angklung (FPA). Sebagai penyelenggara festival dua tahunan ini,  Keluarga Paduan Angklung -ITB (KPA-ITB) berhasil mengumpulkan 62 tim paduan angklung dari seluruh Indonesia yang terbagi kedalam empat kategori, yaitu: kategori SD Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta kategori Perguruan tinggi dan umum.

Rangakain festival sendiri, diawali dengan pembukaan pada Kamis (26/02/15). Saat pembukaan, para hadirin dipertunjukan suatu upacara adat yang kental dengan suasana tradisional, serta diperkenalkan dengan alat musik tradisional angklung buncis. Pada festival ini, kategori SD dan SMP diharuskan mempertunjukan kemampuan mereka dalam bermain angklung dan menampilkan sebuah harmonisasi yang indah melalui dua buah lagu dihadapan dewan juri  dengan latar belakang pengalaman serta keilmuan mengenai angklung yang mempuni. Sedangkan untuk kategori SMA serta Perguruan Tinggi dan umum, tiga buah lagu menjadi  kesempatan bagi mereka untuk merebut predikat juara pertama, kedua, ketiga atau juara harapan satu dan juara harapan dua.

Ady Lukito sebagai guru pembimbing SMAN 11 Bandung dan SMA Pasundan 2 Bandung, menyatakan rasa bangga dan senang  terhadap penyelenggaraan festifal ini. "ITB menjadi trend-setter bagi penyelenggaraan angklung. Setiap ITB menyelenggarakan festival angklung, wajib bagi saya untuk mengikutinya," tutur Ady. Untuk festival ini sendiri, Ady dan murid asuhnya tidak merasakan suatu beban, karena mereka sudah terbiasa berlatih angklung dua kali dalam seminggu. Selain Bagi Priscilia Calista (Siswi kelas XII SMAN 11 Bandung) dan belasan peserta lainya, festifal ni merupakan yang pertama bagi mereka. Selain tegang, perasaan yang menyelimuti mereka adalah rasa senang karena bisa ikut serta untuk melestarikan angklung serta menampilkan suatu harmonisasi dihadapan para hadirin yang tidak hanya saja warga Indonesia, namun warga negara asing. Ady dan Priscilia sama-sama berharap bahwa kedepanya, kegiatan serupa akan terus ada. "Tidak hanya FPA, konser yang mengundang sekolah-sekolah untuk mempertunjukan angklung bisa dilaksanakan," tutur Ady mengakhiri wawancara.

Sebagai ketua acara ke-14, Tharina Nursalika Adhyati (Teknik Sipil 2012), menyatakan bahwa festival ini diselenggarakan sebagai salah  upaya untuk melestarikan angklung sebagai alat musik 5M (muda, murah, menyenangkan, menghibur dan mendidik). Melalui festival atau lomba, Tharina berpendapat bahwa semangat pelestarian angklung akan lebih terlihat dan semakin terbangkitkan. Diwawancarai mengenai harapan, Tharin berharap bahwa festival ini dapat mewujudkan keberadaan angklung yang semakin terkenal dan menyadarkan masyarakat untuk tidak menganggap angklung sebagai hal yang gampang.


Sumber foto : dokumentasi panitia