Kuliah Tamu Prodi Teknik Kimia Bahas Hilirisasi Batubara dan Produk Batubara Semikokas

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id – Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah TK4027 dan TK5007 Kimia dan Teknologi Batubara pada Selasa (15/3/2022). Kuliah tamu ini memiliki topik “Hilirisasi Batubara”. Materi pada perkuliahan ini disampaikan oleh Direktur PT Megah Energi Khatulistiwa, Ir. Tria Suprajeni, M.M. dan M. Riza Ridwan J Chairil.

“Batubara adalah batuan yang terbentuk dari endapan organik, utamanya dari sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terbentuk dari karbon, hidrogen, dan oksigen,” terang Riza memulai pemaparan materinya. Secara keseluruhan, Indonesia memiliki total sumber daya batubara sebanyak 149 miliar ton dan 37 miliar ton cadangan batubara. Jenis batubara yang dapat ditambang adalah batubara yang termasuk cadangan batubara. Kalimantan dan Sumatera menjadi dua pulau dengan sumber daya dan cadangan batubara paling melimpah di Indonesia.

Kemudian, riza menjelaskan berbagai proses yang harus dilaksanakan dalam upaya hilirisasi batubara. Proses pertama dalam hilirisasi batubara adalah proses gasifikasi untuk menghasilkan amonia dan hidrogen dari sintesis gas. Selain itu, dilakukan pula proses coal drying atau pengeringan batubara. “Proses ini penting untuk meningkatkan kandungan kalori pada batubara berkalori rendah, karena batubara berkalori rendah mengandung banyak air yang harus dikeluarkan,” jelas Riza. Terakhir, proses cokes making, yaitu proses memanaskan batubara untuk menciptakan carbon riser dan juga proses CO2 utilization.

Riza mengenalkan salah satu produk batubara yang memiliki nama Semikokas. “Semikokas adalah produk hasil proses pemanasan batubara di tungku karbonisasi. Proses yang dilakukan di tungku karbonisasi adalah pemanasan dengan udara terbatas yang menghasilkan produk berupa minyak, tar, gas batubara, dan semikokas”, jelas Riza. Semikokas berbahan dasar thermal coal, berbeda dengan produk kokas yang berbahan dasar coking coal. Selain itu, semikokas dapat diaplikasikan menjadi electric arc furnace pada smelter.

Untuk menganalisis kualitas dari semikokas, dilakukan dua jenis analisis yaitu proximate analysis dan ultimate analysis. Proximate analysis digunakan untuk menganalisis kandungan abu, fixed carbon, dan moisture content atau kadar air dalam batubara. Sementara ultimate analysis berfungsi untuk menganalisis kandungan sulfur dan fosfor dalam batubara. “Tinggi rendahnya kandungan air atau total moisture pada batubara semikokas dipengaruhi oleh peringkat batubara, ukuran distribusi, dan juga kondisi batubara pada saat sampling,” ujar Riza.

Kadar sulfur dan kadar fosfor juga berpengaruh pada semikokas. “Kadar sulfur yang diharapkan terdapat pada semikokas hanyalah kurang dari 0,5%. Hal ini berhubungan dengan penggunaan semikokas di smelter, terutama smelter Fe (Besi),” papar Riza. Kadar Fosfor yang diperlukan pada semikokas juga hanya sekitar 0,035%. Kandungan fosfor yang terlalu tinggi pada semikokas akan membuat besi menjadi getas.

Reporter : Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)