Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB Pelajari Bisnis Pertanian Modern di Lembang

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

JATINANGOR, itb.ac.id - Sebanyak 38 mahasiswa dari Program Studi Rekayasa Pertanian, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dua dosen pengampu, Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P. dan Ir. Agustania Tjahjadimulja, M.P., serta Asisten Akademik Prodi, melakukan kegiatan kuliah lapangan ke CV. Bumi Agro Technology (BAT) di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (18/11/2023). Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Manajemen Agribisnis dan Kewirausahaan.

CEO CV. BAT, Diky Indrawibawa, S.P., menyampaikan manajemen agribisnis yang dijalankan perusahaan tersebut. Perusahaan berfokus pada produksi bibit kentang, stroberi, dan tanaman sayuran. Saat ini sebagian besar bibit kentang, terutama kentang industri, masih diimpor. Kentang yang dibutuhkan industri memiliki karakteristik berbeda dengan kentang sayur lokal yang umumnya beredar di pasaran.

Kentang sayur lokal cenderung memiliki pati rendah dan gula tinggi sehingga saat digoreng akan browning. Hal ini tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Industri memerlukan kentang dengan kadar pati tinggi dan kadar gula rendah untuk memenuhi standar kualitas yang diinginkan.

   

CV. BAT pun bekerja sama dengan perguruan tinggi dan berhasil mengembangkan varietas bibit kentang yang memiliki produktivitas tinggi, serta bentuk, ukuran, dan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Harapannya, inisiatif tersebut dapat membantu mengurangi impor bibit kentang di Indonesia.

Selain kentang, CV. BAT tengah mengembangkan varietas stroberi yang dapat menjawab kebutuhan pasar. Varietas ini memiliki buah berwarna merah cerah dan rasa manis dengan kadar gula mencapai 15 persen Brix.

Perusahaan tersebut menerapkan sistem closed loop dalam kegiatan agribisnisnya. Perusahaan tidak hanya memasok berbagai varietas kentang dan stroberi ke seluruh Indonesia sesuai pesanan, tetapi juga bekerja sama dengan kelompok tani lokal untuk menanam dan membudidayakan kentang dan stroberi sesuai standar. Hasil panen kemudian diserap kembali perusahaan untuk disalurkan ke pasar dengan harga yang bersaing. Dengan demikian, rantai pasok kepada konsumen dapat disederhanakan dan profit perusahaan dapat dioptimalkan. Konsep serupa juga diterapkan pada sayuran.

Setelah itu, peserta melihat langsung kegiatan operasional perusahaan di greenhouse kentang dan greenhouse stroberi.

Di greenhouse kentang, peserta mendapatkan penjelasan mendalam tentang produksi bibit kentang. Bibit kentang diperbanyak dengan kultur jaringan dan diaklimatisasi di tray semai di screenhouse, kemudian ditanam di media cocopeat segar yang dicampur kotoran ayam. Benih kentang hasil produksi ini akan didistribusikan kepada petani mitra perusahaan.

Sementara itu, di greenhouse stroberi, peserta diajak memahami produksi bibit stroberi. Perbanyakan bibit stroberi dilakukan di atas polybag dengan media cocopeat dan kompos. Cocopeat dipilih karena stabil dari segi pH dan mampu menyimpan banyak air tanpa mengeras. Benih stroberi ini akan didistribusikan berdasarkan pre order dari petani mitra perusahaan.

   

Meskipun pembibitan menjadi kegiatan utama bisnis ini, perusahaan tersebut juga membudidayakan dan menjual tanaman hortikultura lain seperti siomak, endives, dan pakcoy. Tanaman ini dijadwalkan panen secara teratur sehingga setiap hari, minggu, dan bulan selalu ada komoditas yang dapat dipasarkan. Hasil panen kemudian melalui proses pascapanen seperti sortasi, pemotongan akar, dan pengemasan primer sebelum diserap oleh mitra.

Salah seorang peserta, Ardyanto Rizky Pratama (BA’20), menanggapi positif kegiatan tersebut. “Terkait kuliah lapangan MAK (Manajemen Agribisnis dan Kewirausahaan) ke Bumi Agro, jadi terbayang dan membuka wawasan terkait bisnis pembibitan terkhususnya kentang dan stroberi. Belajar juga close system market dan bagian operasionalnya secara detail. Untuk aplikatif agribisnis sudah sesuai banget,” tuturnya.

Melalui ini, mahasiswa mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai manajemen agribisnis, juga memahami peran dan potensi kelompok tani dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian. Kerja sama antara perguruan tinggi dan kelompok tani diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendukung pemberdayaan masyarakat pertanian di daerah.

Reporter: Ardiansyah Satria Aradhana (Rekayasa Pertanian, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh