Membuka OSKM, Ridwan Kamil Titip Pesan kepada Mahasiswa Baru ITB 2023
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
Jatinangor, itb.ac.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Orientasi Studi Keluarga Mahasiswa (OSKM) ITB 2023 di Lapangan Bola ITB Kampus Jatinangor pada Rabu (16/8/2023).
“Anda datang dari seluruh penjuru nusantara berniat satu mengejar cita-cita menjadi manusia terbaik yang mendarmabaktikan eksistensi hidupnya untuk kemajuan bangsanya, kemajuan keluarganya, kemajuan dirinya melalui takdir sebagai mahasiswa di universitas/perguruan tinggi terbaik di Indonesia,” kata Ridwan Kamil di hadapan 4.651 mahasiswa baru program sarjana ITB.
Alumni Arsitektur ITB’90 itu memberikan empat pesan penting. Pertama, “Your biggest enemy is yourself. Musuh terbesarmu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain”, ujarnya.
Diri yang malas, gampang patah, sombong, julid, flexing, tidak toleran, dan semua sisi negatif dalam diri adalah musuh terbesar yang dapat meruntuhkan semangat dalam meraih cita-cita menjadi sarjana ITB, mengabdi pada bangsa dan negara melalui keilmuan.
Kedua, kesuksesan itu multidimensi. Kita harus bekerja keras dan tidak ada kesuksesan tanpa keringat. Kita juga harus kerja cerdas dalam menyikapi teknologi yang ada dalam genggaman. “Teknologi bisa memberitakan hal baik, tapi juga bisa menjadikan berita hoaks/berita bohong beredar di mana-mana,” ungkapnya.
Ketiga, kerja harus tuntas. Kang Emil berharap agar para mahasiswa dapat menyelesaikan studinya di ITB. Ia mendoakan, semoga semua mahasiswa baru yang hadir pada OSKM ini akan diwisuda dengan jumlah yang sama.
“Semua harus menyatu sebagai mahasiswa ITB dan tidak ada lagi urusan fakultas dan jurusan. Ilmu dan pergaulan harus diperluas dan tidak membatasi wawasan dengan minat-minat yang terbatas karena di masa depan jejaring adalah segalanya,” tegasnya.
Terakhir, Kang emil berpesan bahwa untuk menjadi negara superpower kita harus menyikapi segala perbedaan di Indonesia dengan toleransi dan kasih sayang. Kita harus menyelesaikan masalah yang dapat menghancurkan mimpi, yakni generasi anak cucu yang terkena stunting. Kita juga harus menguasai ilmu dan teknologi.
“Kuasai revolusi digital, kuasai robotik, kuasai AI, kuasai rekayasa-rekayasa science, kuasai ilmu melawan krisis iklim, kuasai bioteknologi, dan lain sebagainya,” tegasnya.
Ia menitipkan agar perjalanan bangsa Indonesia 20-30 tahun ke depan dijaga untuk merebut bendera emas sebagai negara super power di dunia.
Reporter: Muh. Umar Thoriq (Teknik Pangan, 2019)
Foto: Muh. Umar Thoriq