Mengenal Teknologi Power-to-X, Inovasi untuk Efisiensi Sumber Energi Terbarukan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan kuliah tamu internasional untuk mata kuliah TK4039 Teknologi Fotoelektrokimia dan Fotokatalitik bersama University of New South Wales, Australia pada Senin (18/4/2022).

Pada pertemuan kuliah tamu internasional ini, topik yang diangkat adalah pengembangan energi terbarukan “Power-to-X” yang dapat mengefisiensikan berbagai sumber energi terbarukan. Narasumber yang dihadirkan untuk menjadi pemateri pada kuliah ini adalah Dosen University of New South Wales, Dr. Rahman Daiyan. Materi pada kuliah tamu ini disampaikan dalam bahasa Inggris.

Power-to-X merupakan sejumlah jalur konversi listrik, penyimpanan energi, dan konversi ulang yang menggunakan kelebihan daya listrik. Teknologi konversi Power-to-X memungkinkan pemisahan daya dari sektor kelistrikan untuk digunakan di sektor lain seperti transportasi atau bahan kimia, dan kemungkinan menggunakan daya yang telah disediakan oleh investasi tambahan dalam pembangkitan.

“Teknologi dan rangkaian proses Power-to-X mengkonversi berbagai jenis energi terbarukan seperti tenaga angin, surya, dan air menjadi berbagai pembawa energi kimia seperti H2, CO, NH3, dan H2O2 menjadi berbagai produk seperti produk medis, sel bahan bakar, dan bahan baku industri kimia,” papar Dr. Daiyan.

Teknologi Power-to-X ini juga digadang-gadang menjadi bentuk paling optimal dari energi terbarukan. Berbagai keuntungan yang dapat diperoleh jika memanfaatkan teknologi ini adalah produksi yang dapat terdesentralisasi, dekarbonisasi, penyimpanan energi musiman, dan juga kestabilan jaringan.

Tentunya, untuk mengembangkan teknologi yang sangat efisien ini diperlukan biaya yang sangat tinggi. Ditambah lagi, seiring perkembangan zaman, fasilitas riset dan pengembangan electrolyzer akan semakin berkembang dan tentunya akan semakin mahal.

“Maka dari itu, peningkatan performa dan efisiensi katalis menjadi kunci utama untuk menghemat biaya produksi yang mahal,” ujar Dr. Daiyan.

Untuk merealisasikan hal tersebut, dilakukanlah catalyst development strategies yang terdiri dari berbagai strategi seperti facet tuning, defect engineering, direct electrode preparation, coordination tuning, dan carbon support.

Berbagai sumber energi terbarukan yang ada diolah dengan teknologi elektrokimia. Proses yang dilalui berbagai sumber energi terbarukan ini sebelum berubah menjadi berbagai jenis energi seperti listrik adalah aktivasi plasma dan konversi elektrokimia. Metode elektrokimia didasarkan pada reaksi redoks yang menggabungkan proses oksidasi dan reduksi. Sistem elektrokimia terbentuk melalui reaksi elektrokimia yang ditimbulkan oleh sel elektrokimia.

Sel elektrokimia terbagi menjadi dua jenis yaitu sel galvani dan sel elektrolisis. Sel galvani menghasilkan listrik karena adanya reaksi spontan, sedangkan sel elektrolisis menghasilkan listrik karena adanya reaksi yang tidak spontan.

Untuk merealisasikan pengembangan teknologi ini, Dr. Daiyan juga ikut serta dalam sebuah gerakan yang bernama GlobH2E yang menciptakan sebuah riset inovatif. Gerakan ini juga menjadi sentra pelatihan untuk membangun kapasitas dan kapabilitas untuk membangun energi hidrogen terbaru yang efektif dengan berbasis ilmu rekayasa dan kemampuan bisnis untuk memfasilitasi dan mendukung transformasi industri Australia dalam memanfaatkan pembangkit tenaga hidrogen.

Menurutnya, jika teknologi ini semakin berkembang dan terealisasi, akan tercipta banyak produk yang dihasilkan dari energi terbarukan khususnya energi hidrogen. Mulai dari bahan bakar pemanas, bahan bakar untuk berbagai jenis kendaraan, persediaan energi yang lebih baik dan banyak, baja hijau (green steel), hingga green chemicals.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)