Menuju Kursi Rektor ITB 2010-2014: Indra Djati Sidi Arahkan ITB untuk Menjawab Tantangan Bangsa
Oleh prita
Editor prita
Lima program kerja yang ditawarkan Indra dalam mengiringi visi misi ITB meliputi Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Pengembangan SDM, serta Pengembangan institusi.Kelima program kerja ini merupakan penurunan dari strategi-strategi dalam menjawab tantangan ITB. Adapun, tantangan yang meliputi aspek institusi, mahasiswa, dan staf pengajar tersebut antara lain seperti Kontinuitas dalam melaksanakan kebijakan dan strategi pembangunan ITB yang bersifat multi-year, membentuk mahasiswa yang memiliki softskill, serta meningkatkan kualitas tenaga akademik dan non-akademik demi terlaksananya universitas riset dan pencapaian kualitas institut berkelas dunia.
Menjawab Tantangan, Selesaikan Permasalahan Bangsa
Dalam makalahnya, tertulis bahwa tantangan nasional yang akan dihadapi Indonesia adalah ledakan penduduk, bagaimana memberikan pendidikan bermutu mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga tinggi, serta rendahnya angka partisipasi kasar. ITB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia harus tumbuh dan berkembang menjawab sebagian dari tantangan bangsa tersebut. Upaya ini akan membuka berbagai peluang untuk mendapatkan dana pembangunan,baik dana investasi maupun dana operasi dan pemeliharaan. Untuk itu, dibutuhkan komunikasi yang intensif dan sinergis antar stakeholder.
Serupa dengan kedua calon lainnya, Indra juga menyebutkan bahwa ITB haruslah bermanfaat dan membanggakan bagi bangsa Indonesia. ITB menjadi tempat bertanya dan mengadu, serta dapat melahirkan berbagai solusi bagi permasalahan bangsa. Dengan segala modal yang dimilikinya, ITB dapat menjadi andalan dan teladan nasional dalam menghasilkan SDM dengan kompetensi dan karakter, serta soft skill. SDM tersebut nantinya dapat selalu berperan aktif dalam pembangunan bangsa dengan mengandalkan logika dan pikiran a la ITB.
Indra Djati Sidi mengatakan, ITB saat ini sudah menjadi bagian dari world class university. Untuk meningkatkan ranking itu bisa ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya terus mengawal dan menyelesaikan semua permasalahan bangsa.
"Memang probability untuk meraih Nobel agak susah dari engineering. Namun, bisa kita wujudkan dengan mendukung infrastruktur, energi, dan sebagainya. Namun menurut saya, recovery akan benar-benar terwujud dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun. Pasalnya, yang harus difokuskan saat ini adalah immediate needs," demikian ujarnya, yang dikutip dari harian Seputar Indonesia.
Program Multi Years
Dalam menghadapi tantangan, Indra berpendapat bahwa ITB perlu memiliki strategi dasar. Strategi tersebut dituangkan dalam Rencana Induk Akademik, dan kemudian diturunkan lagi menjadi Rencana Akademik. Rencana Akademik ini menjadi landasan pengembangan ITB. Dari rencana akademik, terciptalah strategi-strategi dalam bisang Pendidikan, Pengabdian Masrakat, dan Penelitian. Pada akhirnya, strategi tersebut tertuang dalam program kerja.Selain menekankan pada program multi years, Indra rupanya juga berkeinginan mengembangkan kembali program Kuliah Kerja demi pengembangan softskill mahasiswa.
Kaya Pengalaman
Hal yang menonjol dari Indra adalah pengalaman birokrasinya yang cukup banyak. Pria kelahiran Amsterdam, 5 Juli 1953 ini memiliki pengalaman mulai dari staf pengajar di ITB, Ketua Lembaga Penelitian, Pembantu Rektor ITB bidang Kemahasiswaan, dan Koordinator Teknis Pembangunan ITB melalui loan OECF. Sementara di luar ITB, beliau pernah menjabat sebagai Ketua II KONI Pusat dan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi.
Indra sendiri akan menerapkan pola kepemimpinan yang proaktif, tegas, mengkombinasikan antara kemitraan dan birokrasi dalam membangun suasana kerja yang kondusif.