MJD, Pengering Kilat Inovasi PT Rekacipta Inovasi ITB Buat Panen Tahan Lama, Bisnis Kian Bersinar
Oleh Merryta Kusumawati - Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika, 2025
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – PT Rekacipta Inovasi ITB memperkenalkan Mesin Jemur Dehidrator (MJD), inovasi pengeringan hasil panen yang menawarkan efisiensi tinggi dan kualitas terjaga. Hadir sebagai jawaban atas tantangan cuaca tak menentu, mesin ini menjadi terobosan penting untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing produk pertanian serta perikanan di Indonesia. Dengan sistem pemanas listrik yang stabil hingga 70°C dan distribusi panas merata, MJD mampu mengeringkan berbagai komoditas hanya dalam hitungan jam, sekaligus menjaga kandungan gizi dan kebersihan bahan.
Andri Rio, produsen sekaligus perwakilan PT Rekacipta Inovasi ITB, menjelaskan bahwa mesin ini diciptakan untuk menjawab kebutuhan pascapanen petani dan pelaku usaha kecil.
“Penjemuran tradisional sering terkendala cuaca dan kontaminasi, sehingga kualitas produk tidak konsisten. Dengan MJD, proses pengeringan berlangsung tertutup dan higienis, hasilnya bersih dan seragam,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa alat ini telah digunakan secara luas, dari Aceh hingga Lombok, membantu petani dan UMKM memperpanjang umur simpan produk, menekan limbah, sekaligus membuka peluang pasar baru.
Teknologi Dehidrasi: Cepat, Bersih, dan Serbaguna
.jpg)
Mesin Jemur Dehidrator dirancang untuk beragam kebutuhan, mulai dari buah, sayur, bumbu, hingga hasil perikanan. Setiap rak dilengkapi pemanas individual yang memastikan suhu merata dan terkontrol. Proses pengeringan yang biasanya memakan waktu empat hari dapat dipangkas menjadi sekitar 24 jam tanpa mengurangi kualitas rasa dan warna. Dengan sistem tertutup, risiko kontaminasi dari debu, hewan, atau cuaca dapat dihindari sepenuhnya, memberikan standar kebersihan tinggi untuk produk siap jual.
Keunggulan MJD ini tidak hanya pada kecepatan, tetapi juga efisiensi energi. “Mesin ini hemat listrik dan tidak memerlukan bahan bakar tambahan, sehingga ramah lingkungan,” jelasnya.
Teknologi ini awalnya dikembangkan untuk mengeringkan alat medis rumah sakit, namun kemudian terbukti efektif untuk berbagai bahan pangan. “Kami menemukan bahwa prinsip dehidrasi ini sangat fleksibel, dari untuk mengeringkan endoskop alat medis untuk keperluan rumah sakit hingga mengeringkan irisan apel,” katanya.
Mengurangi Limbah dan Menstabilkan Harga Pasar
Selain membantu petani mempercepat proses pascapanen, MJD juga berkontribusi dalam pengelolaan limbah pangan. Banyak komoditas yang tidak habis terjual di pasar tradisional akhirnya menjadi sampah. Dengan mesin ini, produk seperti cabai yang mendekati masa busuk dapat segera dikeringkan, disimpan, dan dilepas ke pasar ketika harga kembali naik. “Ini bisa menjadi cara untuk menstabilkan harga sekaligus mengurangi sampah organik,” katanya.
Pendekatan ini mendukung upaya ekonomi sirkular dengan memperpanjang umur simpan bahan pangan dan memberikan nilai tambah bagi petani maupun pelaku UMKM. Produk kering yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut menjadi bubuk, teh kering, atau bahan masakan siap pakai, memperluas potensi pasar hingga skala ekspor.
Kolaborasi Riset ITB untuk Industri Hijau
Sebagai perusahaan yang berbasis riset dan mayoritas sahamnya dimiliki Institut Teknologi Bandung, PT Rekacipta Inovasi ITB menempatkan keberlanjutan sebagai inti inovasi. Kehadiran MJD menjadi bukti nyata bagaimana hasil penelitian kampus dapat diterjemahkan menjadi teknologi industri yang ramah lingkungan dan berdampak luas.
Saat ini, perusahaan terus menjalin kerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga, sekaligus membuka peluang kemitraan dengan UMKM. “Kami berharap ada dukungan insentif dari pemerintah agar pelaku usaha kecil lebih mudah mengakses teknologi ini,” harapnya. Dengan adopsi yang lebih luas, Mesin Jemur Dehidrator diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus contoh keberhasilan transformasi inovasi kampus untuk masyarakat.
Strategi Pemasaran dan Dukungan Pelanggan
Dalam memasarkan produknya, PT Rekacipta Inovasi ITB mengandalkan kombinasi pendekatan kemitraan dan promosi organik. Perusahaan aktif menjajaki kerja sama dengan berbagai kementerian serta lembaga pengembangan UMKM, sekaligus memanfaatkan jejaring pelanggan yang puas untuk merekomendasikan produk ke rekan bisnis lainnya. “Banyak pengguna yang merasa efisiensi energi mesin ini lebih baik dibandingkan produk impor, sehingga mereka secara sukarela merekomendasikan ke komunitasnya,” ungkapnya. Strategi berbasis pengalaman pengguna ini terbukti efektif menjangkau pasar dari Aceh hingga Kalimantan dan Lombok, sekaligus memperkuat reputasi mesin dehidrator sebagai solusi pengeringan yang andal dan berkelanjutan.
Beliau menyampaikan harapan agar dukungan dari pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan terus mengalir sehingga teknologi ini dapat diakses lebih luas, khususnya oleh pelaku UMKM. “Semakin banyak pelaku usaha kecil yang bisa memanfaatkan mesin ini, semakin besar pula nilai tambah yang tercipta bagi perekonomian lokal,” ujarnya. Dengan sinergi riset kampus, inovasi teknologi, dan kebijakan yang tepat, Mesin Jemur Dehidrator diharapkan menjadi motor penggerak industri pangan yang lebih hijau, efisien, dan berdaya saing tinggi di Indonesia.








