Obituari: Drs. Hiskia Achmad, Dedikasi Sepanjang Hayat untuk Pendidikan Kimia di Indonesia

Oleh Bayu Rian Ardiyansyah

Editor Bayu Rian Ardiyansyah

BANDUNG, itb.ac.id - ITB kembali kehilangan salah satu civitas academica terbaiknya, Drs. Hiskia Achmad, yang tutup usia pada usianya yang ke- 82 tahun pada Rabu (09/07/14) pukul 21.30 WIB. Tidak hanya sivitas akademika ITB saja yang berduka cita, tapi juga dunia pendidikan di Indonesia mengingat jasa beliau yang begitu besar untuk perkembangan kualitas pendidikan Kimia di negeri ini. Jenazah akan dimakamkan di Kupang, tanah kelahiran beliau, atas permintaan keluarga.

Kecintaan, perhatian, dan upaya yang tak kenal lelah yang membuat nama Hiskia begitu lekat dengan bidang pendidikan Kimia di Indonesia, khususnya pendidikan Kimia untuk sekolah dasar dan menengah. Kecintaannya pada pendidikan Kimia terlihat dari besarnya usaha beliau untuk terus meningkatkan kompetensi dirinya pada bidang tersebut. Selepas lulus sebagai sarjana Kimia ITB, beliau ditugaskan oleh ITB untuk mengikuti Post Graduate University Course in Chemistry di Institut Teknologi Tokyo dengan dibiayai UNESCO. Beliau berpartisipasi aktif pada berbagai konferensi internasional di bidang pendidikan Kimia sejak tahun 1975. Selain itu, beliau juga aktif menjadi anggota berbagai asosiasi pengajaran Kimia, seperti Chemical Education Division of American Chemical Society.  

Kompetensi dan kontribusi beliau di bidang pendidikan Kimia juga telah mendapat pengakuan secara luas yang dapat dilihat dari berbagai posisi dan penghargaan yang pernah diraihnya. Beliau pernah memegang posisi Konsultan Pendidikan Kimia di Indonesia, Konsultan Rumah Tangga di Pelatihan Nasional Kimia Instruktur di RECSAM  (Regional Center for Education in Scienceand Mathematics), Penang (1980) dan London (1984). Lalu, pada tahun 1997 beliau pernah mendapatkan penghargaan Kehormatan Wakil Presiden London International Youth Science Forum di London.

Dedikasi Tinggi pada Pendidikan Kimia

Pria kelahiran Timor, 9 Juni 1932 ini mulai mengabdi pada ITB sejak diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai Asisten Tingkat II pada 1 Agustus 1959 hingga Purna Bakti pada 1 Juli 1998. Selama itu Pak Hiskia telah memberikan kontribusi yang sangat penting dalam mengembangkan kuliah Kimia Dasar untuk mahasiswa tahun pertama. Beliau pernah menjabat sebagai Koordinator Umum Kimia Kursus dan Ketua Laboratorium Kimia Dasar selama 32 tahun (1964-1966 dan 1969-1999). Bentuk kuliah dan praktikum di Kimia Dasar yang sampai sekarang masih berjalan di ITB juga merupakan salah satu warisan hidupnya untuk kampus ini. Tidak heran jika nama beliau erat kaitannya dengan mata kuliah Kimia khususnya Kimia Dasar.

Selain itu, dedikasi dan kontribusi beliau juga diwujudkan dalam berbagai karya berharga yang beliau hasilkan untuk kemajuan pendidikan Kimia di Indonesia. Hampir setiap mahasiswa Tahap Persiapan Bersama ITB pasti pernah mempelajari langsung salah satu karyanya dalam bentuk seri buku studi panduan Kimia Umum yang total sebanyak 8 buku. Seri buku ini pun sampai sekarang masih banyak digunakan di ITB dan beberapa perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Untuk tingkat sekolah menengah, beliau juga terlibat sebagai penyusun buku teks Kimia nasional dalam paket Kimia 1, Kimia 2, dan Kimia 3. Paket buku ini terbit pada tahun 1985 dan digunakan secara nasional di setiap sekolah menengah atas di Indonesia pada era 80-an.

Memasuki masa pensiun tidak menjadi penghalang bagi Pak Hiskia untuk terus berkontribusi bagi pendidikan Kimia di Indonesia. Beliau menggagas kegiatan bertajuk "Demonstrasi Kimia dan Sains di Sekitar Kita" yang dimulai bahkan sebelum masa pensiunnya, yakni sejak tahun 1989. Terhitung hingga Oktober 2011, tidak kurang dari 90 kali beliau melakukan kegiatan Demonstrasi Kimia ini di 16 provinsi di Indonesia mulai dari Sumatera Utara hingga Maluku, bahkan pernah dua kali di Timor Leste, dengan dihadiri oleh tidak kurang dari 82.000 siswa. "Saya masih suka mengajar dan saya melakukan ini karena saya ingin anak - anak Indonesia menyenangi sains sejak dini agar pendidikan kita maju," ungkap beliau semasa hidupnya.

Kini sosok yang selalu terlihat bersemangat meski di usianya yang senja ini telah berpulang ke hadapan Yang Maha Kuasa. Meski kini jasadnya telah tiada, namun berbagai dedikasi dan kontribusi beliau akan senantiasa hidup dalam karya dan ilmu yang beliau wariskan. Begitu pula dengan mimpi dan harapan beliau akan terus mengiringi kemajuan pendidikan Kimia di Indonesia. Selamat jalan, Pak Hiskia.