Orasi Ilmiah Prof. Dea Indriani Astuti: MEOR, Aplikasi Mikroba untuk Peningkatan Produksi Minyak Bumi Indonesia yang berkelanjutan
Oleh M. Naufal Hafizh
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Prof. Dr. Dea Indriani Astuti, S.Si. dari Kelompok Keahlian Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Microbial Enhanced Oil Recovery (MEOR): Aplikasi Mikroba untuk Peningkatan Produksi Minyak Bumi Indonesia yang Berkelanjutan", di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (20/7/2024).
Beliau menjelaskan mengenai pengembangan MEOR melalui studi formulasi nutrisi dan produksi serta karakterisasi biosurfaktan dari isolat bakteri sumur minyak.
Prof. Dea mengatakan bahwa konsumsi minyak bumi masih menempati peringkat pertama dalam penggunaan bahan bakar fosil. Tren ini terus meningkat sejak tahun 1970. Meski begitu, cadangan minyak bumi dunia semakin menipis, menyebabkan harga minyak dunia semakin tinggi. Selain itu, eksplorasi sumur produksi baru juga membutuhkan biaya besar sehingga optimalisasi eksploitasi minyak bumi yang ada menjadi sangat penting.
Teknologi MEOR memanfaatkan mikroba yang menghasilkan metabolit seperti surfaktan, polimer, pelarut asam, dan gas untuk meningkatkan perolehan minyak bumi. Keuntungan dari teknologi MEOR antara lain ekonomis untuk ladang minyak tua, rendahnya input energi yang dibutuhkan, aplikasi yang mudah, serta pemasangan sistem yang lebih murah dengan sedikit modifikasi fasilitas yang ada. Prof. Dr. Dea menekankan pentingnya mempelajari mekanisme mikroba dalam mendegradasi hidrokarbon agar teknologi MEOR dapat digunakan lebih aman dan efektif.
Namun, masih banyak tantangan dalam aplikasi MEOR yang menyebabkan teknologi ini belum digunakan secara luas oleh industri minyak bumi. Kompleksitas mekanisme MEOR dan keragaman lingkungan reservoir memengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroba di dalam sumur minyak bumi. Pemahaman yang baik mengenai mekanisme mikroba dalam menggunakan substrat hidrokarbon, regulasi metabolismenya, serta interaksi komunitas mikroba di dalam reservoir akan membantu mengatasi tantangan tersebut.
Prof. Dea juga menyoroti pentingnya kepercayaan industri perminyakan di Indonesia untuk mengimplementasikan teknologi MEOR. Saat ini, MEOR masih diterapkan di sumur-sumur marginal, namun implementasi teknologi ini di luar Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai pertumbuhan serta interaksi mikroba di dalam reservoir, Prof. Dea optimistis di masa depan teknologi ini dapat diimplementasikan dengan lebih percaya diri di Indonesia, membantu meningkatkan produksi minyak bumi secara berkelanjutan.
Reporter: Stefany Septiawati Nababan (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)