Orasi Ilmiah Prof. Dr. Ir. Hendrawan, M.Sc.:Peran Pembelajaran Mesin pada Industri Telekomunikasi Berkelanjutan

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Prof. Dr. Ir. Hendrawan, M.Sc. dari Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB menyampaikan orasi berjudul "Peran Pembelajaran Mesin pada Industri Telekomunikasi Berkelanjutan".

BANDUNG, itb.ac.id – Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB), Prof. Dr. Ir. Hendrawan, M.Sc., menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Peran Pembelajaran Mesin pada Industri Telekomunikasi Berkelanjutan", di Aula Barat ITB Kampus Ganesha, Sabtu (18/5/2024). Orasi ini membahas peran penting pembelajaran mesin dalam mendukung keberlanjutan industri telekomunikasi.

Telekomunikasi memiliki peran sentral dalam kehidupan modern dan pertumbuhan ekonomi. Telekomunikasi, baik melalui jaringan tetap (fix broadband) maupun bergerak (mobile broadband), merupakan katalis penting bagi pertumbuhan ekonomi global.

Menurut studi dari International Telecommunication Union (ITU), peningkatan penetrasi fix broadband sebesar 10% dapat mendorong pertumbuhan PDB per kapita rata-rata sebesar 0,77%, sementara peningkatan penetrasi mobile broadband sebesar 10% dapat menghasilkan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 1,5%, dengan dampak yang lebih besar di negara berkembang.

Prof. Hendrawan pun menyampaikan evolusi teknologi telekomunikasi yang berfokus pada komunikasi bergerak. Perkembangan dari generasi pertama (1G) yang berbasis analog hingga generasi kelima (5G) yang menghadirkan terobosan teknologi seperti SDN, NFV, Network Slicing, dan Cloud Edge Computing. Prof. Hendrawan memberikan gambaran tentang teknologi masa depan (6G) yang kemungkinan akan melibatkan Quantum Computing, Intelligent Cloud, dan AI-Based Slicing.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, beliau menyoroti tantangan yang dihadapi industri telekomunikasi, termasuk meningkatnya kompleksitas jaringan, kebutuhan keamanan yang lebih kuat, dan tuntutan keberlanjutan yang semakin berat.

Menurutnya, pembelajaran mesin (machine learning) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai tantangan ini. Pembelajaran mesin dapat digunakan untuk otomatisasi jaringan, prediksi perilaku jaringan, dan optimasi penggunaan sumber daya.

Dalam konteks keberlanjutan, telekomunikasi berkelanjutan mencakup praktik-praktik yang meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, melestarikan sumber daya, meningkatkan tanggung jawab sosial, dan memastikan kelangsungan ekonomi jangka panjang. Sektor telekomunikasi menyumbang sekitar 1,4% dari total emisi karbon pada tahun 2021, dengan konsumsi energi yang terus meningkat seiring perkembangan teknologi.

Upaya efisiensi energi menjadi sangat penting dalam mendukung keberlanjutan industri telekomunikasi, beberapa di antaranya seperti optimalisasi penggunaan sumber daya berdasarkan prediksi kondisi jaringan, disaggregasi arsitektur jaringan, dan virtualisasi fungsi jaringan (NFV).

“Upaya efisiensi yang sudah dilakukan juga terlihat dari data, bahwa walaupun traffic data meningkat sebesar 31% pada tahun 2021, namun konsumsi energi dan emisi karbon masing-masing hanya meningkatnya sebesar 5% dan 2% saja. Mengingat pentingnya efisiensi energi dalam mendukung keberlanjutan industri, (maka) perlu dalam semua tahapan solusi jaringan mempertimbangkan energy aware design yaitu suatu algoritma yang aware terhadap penggunaan energi,” ujarnya.

Di sisi lain, beliau menilai artificial intelligence dan machine learning dapat mendukung telekomunikasi berkelanjutan dengan menyediakan algoritma yang lebih efisien dan efektif. Machine learning, yang merupakan bagian dari AI, memungkinkan komputer belajar dari data tanpa diprogram secara eksplisit sehingga dapat diterapkan dalam berbagai aspek jaringan telekomunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja.

Prof. Hendrawan turut menyoroti lanskap telekomunikasi di Indonesia. Meskipun penetrasi telepon seluler dan internet di Indonesia termasuk dalam tingkatan tinggi, namun masih terdapat kesenjangan digital antara daerah perkotaan dan pedesaan. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk meminimalkan kesenjangan ini terus digalakkan, termasuk pembangunan infrastruktur seperti Palapa Ring dan peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria).

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)