Pameran Interlock: Eratkan Kembali Interaksi Publik Lewat Intermedia
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Sejumlah mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), menggelar pameran bertajuk Interlock yang diadakan di Galeri Yuliansyah Akbar, Cigadung, Bandung. Pameran ini diselenggarakan mulai Senin-Rabu (4-6/12/2023).
Salah satu perwakilan panitia Interlock, Syafiqa Salma, mengungkapkan bahwa pameran Interlock ini mengangkat karya-karya mahasiswa dan alumni Interakta, Studio Intermedia ITB.
Nama Interlock sendiri merupakan sebuah makna dalam mengangkat kembali arti intermedia dalam perhelatan seni rupa.
"Pameran ini dibangun dari anak-anak Intermedia, untuk membangkitkan kembali Interakta. Nah, karena sempat terjadi pandemi pada 2020, kegiatan Interakta sempat vakum. Karena sekarang pandemi sudah mulai usai, maka kita sudah bisa berinteraksi secara langsung lagi. Salah satunya dengan adanya pameran ini," ucap Syafiqa.
Pameran Interlock ini dikurasikan oleh salah satu Studio Intermedia ITB, yakni Dea Azalia. "Sebenarnya pada awalnya selain dari keinginan kami sendiri, hal ini juga dibantu oleh kak Dea, selaku alumni Studio Intermedia," lanjutnya.
Persiapan yang dilakukan oleh Syafiqa dan rekan-rekannya terbilang cukup singkat. Namun dengan kerja sama dengan konsep yang kuat, akhirnya terkumpulah 12 karya yang dipameran pada event Interakta ini.
"Jadi kami memiliki ide untuk pameran, bukan hanya bagi anak-anak studio Intermedia yang sekarang saja. Namun juga bagi kakak tingkat serta para alumni," tuturnya.
Intermedia sendiri merupakan sebuah "genre" yang mencakup karya-karya seni yang dibuat dengan bantuan teknologi sebagai salah satu medianya. Hal lain yang membedakan intermedia ini dengan seni lainnya adalah kedekatan secara sosial atau budaya dari hasil karya seninya. Sehingga hasilnya pun terasa lebih memiliki keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
"Saya rasa kalau di sini karyanya lebih dekat juga dengan kehidupan masyarakat. Jadi bisa dilihat ada yang medianya yang menggunakan televisi, headphone, dan teknologi yang biasa digunakan. Selain itu, isu yang diangkat pada karyanya juga yang selama ini kita lihat sehari-hari, seperti kucing di lingkungan sekitar, pengaruh budaya K-Pop dan lain sebagainya," ungkapnya.
Dia berharap dengan adanya pameran Interlock ini, tidak hanya menjadi ajang untuk menyatukan kembali Studio Intermedia yang sempat renggang interaksinya, akibat pandemi Covid-19. Tapi juga dapat mempererat lagi hubungan keluarga besar FSRD ITB, hubungan antara adik serta kakak tingkat, alumni, hingga hubungan dengan masyarakat.
"Hikmahnya adalah baik untuk menjembatani lagi hubungan baik antar manusia secara general. Harapannya kita secara hubungan kemanusiaan pun dapat bertumbuh dengan lebih positif lagi ke depannya.