Pecahkan Masalah Korosi Material di Offshore, Tim ITB Juara 1 CATHODIC Material Protection Competition 2024

Oleh Raja Parmonang Manurung - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2021

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Empat mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih juara 1 kompetisi proteksi material pada CATHODIC 2024. Acara ini diselenggarakan Association for Materials Protection and Performance Institut Teknologi Sepuluh November Student Chapter (AMPP ITS SC). Penganugerahan dilakukan secara daring pada Jumat, 22 November 2024.

Kegiatan ini berisikan Material Protection Competition, Business Case Competition, and Paper Competition yang terbuka bagi mahasiswa sarjana di seluruh Indonesia. Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah yang cukup kompleks, dan meningkatkan kompetensi bekerja dalam tim dalam mencegah korosi di kasus industri maritim.

Kompetisi proteksi material mengusung tema “Innovative Approaches to Prevent Galvanic Corrosion in Maritime Applications”.

Tim Buttler Volmer yang berisikan Dimas Argya Pamungkas, Hamdan Syukran, Fraditya Balfis Abdillah, dan Muhammad Adzikra Nazhar mengusulkan solusi inovatif berupa kombinasi material atau komposit untuk mencegah korosi material pada industri maritim atau offshore. “Kami mencoba untuk melapisi baja dengan beberapa material khusus dan cat anti korosi. Kami mencoba mengkombinasikan ini dengan berdasar pada dua paper yang kami tinjau,” ujar Balfis. Tim ITB ini mencoba mencari material yang memiliki ketahanan yang cukup jangka pangjang. “Pada dasarnya, kami mencari material pencegah korosi yang lebih durable. Oleh sebab itu, dalam proteksi logam material pelapis tidak selalu berbahan logam juga akan tetapi bisa berasal dari kelompok bahan lainnya , seperti polimer yang sudah proven di industri,” tutur Dimas.

Dimas juga menambahkan bahwa solusi yang ditawarkan tidak hanya inovatif, tetapi praktikal di kasus offshore. “Kita ajukan suatu solusi, yakni high performance composite coating,” kata Dimas. “Simpelnya, kita menggunakan komposit untuk melapisi material yang terkena air di offsore. Untuk bagian yang tidak terkena dengan air, kita memakai cat khusus,” tambah Dizkra. Hamdan juga menambahkan bahwa bahan-bahan yang digunakan telah berdasarkan standar yang berlaku.


Perjuangan tim Buttler Vormer Intuisi hingga meraih juara bukanlah perjuangan yang mudah. Mereka harus belajar material yang di luar nonlogam, seperti komposit dan polimer. “Kami berasal dari teknik metalurgi yang basic-nya adalah belajar material logam saja,” tutur Dimas. Balfis juga mengatakan bahwa mereka bingung untuk menentukan metode yang mana dalam memecahkan solusi ini. Namun, mereka dapat memilih metode yang dapat memuaskan hati juri. “Lomba sudah dimulai sejak kerja praktik, sehingga jarak dan perbedaan kesibukan antar kami merupakan suatu tantangan juga.” kata Hamdan. Hamdan juga menambahkan bahwa masa kuliah disertai dengan kesibukan lainnya adalah tantangan juga.

Dari perjalanan lomba ini, tim ButtlerVolmer mendapatkan banyak pembelajaran. “yang pasti senang banget. Tidak expect sampai juara 1. Kita nothing to lose aja,” tutur Balfis. Hamdan dan Balfis juga bersyukur karena setelah beberapa kali lomba gagal, akhirnya menuai juara. “kesannya, kemenangan ini bagi aku merupakan milestone baru dalam hidup. Dari empat hingga lima lomba yang belum juara, kali ini juara juga, “ kata Hamdan. Mereka juga sepakat bahwa lomba ini adalah hal yang baik, tidak ada salahnya mencoba serta jangan pantang menyerah adalah kunci. “Dalam keberjalananya, lomba menyebabkan kita untuk benar-benar berkembang, salah satunya dengan continuous learning” tutup Hamdan.

Reporter: Raja Parmonang Manurung (Teknik Pertambangan, 2021)

Dokumentasi: Tim Buttler Volmer