Peneliti ITB, UI, dan Universitas Cendrawasih Bercerita tentang Konservasi Berbasis Komunitas Melalui Pameran Etnografi Visual
Oleh Adi Permana
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id—Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, bekerja sama dengan tim peneliti dari Departemen Antropologi FISIP Universitas Indonesia dan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Cenderawasih, mengembangkan studi interdisiplin bertajuk “Kisah Resiliensi: Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan Konservasi Berbasis Masyarakat di Indonesia". Kegiatan ini juga didukung oleh Alliance for Conservation Evidence and Sustainability (ACES).
Studi ini bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan masyarakat dalam mendorong konservasi yang sejalan dengan strategi penghidupan mereka. Tim peneliti berargumen bahwa resiliensi sistem ekologi sosial menjadi basis terbangunnya konservasi yang kuat di masyarakat sekitar kawasan hutan. Penelitian dilakukan dari awal 2022 hingga 2023 di dua provinsi, Jambi dan Papua.
Upaya mendokumentasikan dan mengarsipkan hasil penelitian ditampilkan dalam sebuah pameran visual yang diadakan di Galeri Soemardja, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB Ganesha. Pameran yang dilangsungkan pada 6 hingga 11 Maret 2023 ini membawa pengunjung menelusuri konservasi, identitas, relasi sosioekologis, guncangan, dan resiliensi yang dipahami dan diwujudkan oleh masyarakat setempat.
Dalam pameran, terdapat beberapa infografis yang menjelaskan mengenai sistem yang digunakan oleh masyarakat, dari sistem sosial hingga ekonomi. Selain itu, banyak foto yang ditampilkan serta pajangan berupa hasil kebun atau kerajinan tangan dari olahan masyarakat setempat. Foto-foto yang ditunjukkan memiliki cerita yang dapat dijelaskan lebih jauh melalui teks visual. Melansir dari situs resminya di https://resiliencestory.id/, Pameran Etnografi Visual ini adalah kulminasi dari rangkaian kegiatan penelitian dan corong untuk mendiseminasikannya ke khalayak luas.
Reporter: Hasna Khadijah (Teknik Lingkungan, 2019)