Pengabdian kepada Masyarakat, Mahasiswa Sipil ITB Bangun Bendung di Pangalengan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Sebagai implementasi dari pengabdian kepada masyarakat, Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS ITB), melalui salah satu Badan Semi Otonom (BSO) yaitu Sibades (Sipil Bangun Desa), kembali melakukan aktivitas kemasyarakatan dengan mendesain dan mengkonstruksi bendung di Desa Pangalengan, Jawa Barat.


Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut rutin dilakukan setiap tahunnya, dengan permasalahan dan cara pemecahan masalah yang berbeda pula. Pada tahun 2019 ini, Sibades memilih membangun bendung sebagai objek pengabdian masyarakat (Pengmas) yang dilakukan. 

Bendung merupakan bangunan yang dibangun di sungai sebagai pembatas untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Penggunaan istilah tersebut berbeda dengan bendungan. Bendung dibangun untuk menaikkan muka air sehingga air akan mudah mengalir pada saluran intake (saluran yang mengalirkan air dari sungai ke objek perairan seperti sawah, ladang perkebunan, dan pertenakan) sekalipun di musim kemarau.

Menurut Muhammad Qinthara Aghnat selaku Kepala Bidang (Kabid) Keilmuan SIBADES, pendanaan, penentuan lokasi, perancangan, dan hal lainnya sudah mulai dipersiapkan dari kepengurusan sebelumnya tahun 2018/2019. Pemilihan objek kegiatan Pengmas ini didasari pada urgensi dan kebutuhan Daerah Pangalengan terhadap ketersediaan air khususnya masalah irigasi.

Bantu Irigasi

Sementara itu, menurut Luis selaku Ketua Sibades, sebelumnya warga setempat membangun bendung dengan material seadanya hanya memanfaatkan bambu, pohon pisang, karung pasir, dan batu. Sehingga saat musim hujan datang, bendung eksisting tersebut terbawa bersama arus sungai karena debit air yang tinggi.



Namun dengan bendung tersebut, akan sangat bermanfaat bagi warga sekitar untuk melakukan perairan pada objek mata pencarian utama mereka. Di desa tersebut, setidaknya terdapat  200 hektar sawah, belasan hektar kebun, dan sejumlah pertenakan yang sumber airnya berasal dari bendung tersebut.

“Kegiatan pengmas ini dilakukan selama 3 minggu mulai tanggal 21 Juli 2019 dan akan diresmikan tanggal 24 Agustus 2019,” ujar Luis.



Adapun dalam perancangannya, dilakukan beberapa tahapan perhitungan seperti perhitungan hidrologi, stabilitas, irigasi, dan lain-lain sehingga diharapkan dapat tercipta bendung yang kokoh, berfungsi dengan baik, dan aman. “Semua hal yang berkaitan dengan konstruksi dan desain bendung dilakukan oleh tim konstruksi massa HMS dengan bimbingan bapak Hardi Kardhana, S.T, M.T, Ph.D, dalam pembangunannya kami bekerja sama langsung dengan warga setempat dengan melibatkan 1 orang mandor dan 6 orang pekerja setempat,” ujar Qinthara kembali.

Warga setempat merespon secara baik aksi kemasyarakatan ini, pada peresmiannya nanti warga setempat diajak untuk melihat langsung hasil akhir bendung yang dibangun. Qinthara dan Luis berharap dengan dibangunnya bendung, masyarakat mampu untuk mengembangkan daerahnya lebih jauh lagi. Masyarakat tidak perlu menghabiskan sumber daya waktu, energi, dan material untuk mengatasi permasalahan bendung sebelumnya yang terus terjadi, sehingga masyarakat dapat mengalokasikannya untuk sektor yang lain. 

Pada Sidang Terbuka PPMB Program Sarjana Tahun Akademik 2019/2020, Tim Sibades mendapatkan penghargaan Ganesha Karsa atas wujud nyata mereka mengimplementasikan keilmuan untuk memberikan aksi nyata pada masyarakat. Dana pembangunan bendung tersebut diperoleh dari Lembaga Kemahasiswaan ITB, hasil kerjasama dengan perusahaan, dan mendapatkan dana bantuan dari alumni (SI ’88 dan SI ’10).

Reporter: Diah Rachmawati (Teknik Industri 2016)