Pengabdian Masyarakat Mahasiswa ITB Kenalkan Pembuatan Kursi dari Ecobrick
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id-Pada 27 Mei – Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat (Pengmas) ITB di Kota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan 2 Juni 2022.
Tim A Pengmas ITB beranggotakan Nurrohman Wijaya, S.T., M.Sc. (Dosen PWK ITB), Dhiya Ilham (PWK 18), Lois Sembiring (PWK 18), Hanifa Rahma (PWK 19), Ahmad Jibril (PWK 19), dan Fadlan Herdian (PWK 18) ini mengangkat tema pengmas permasalahan sampah plastik di Selayar.
Tujuan pengabdian masyarakat yang diusung oleh tim ini untuk mengembangkan kemampuan masyarakat Selayar dalam mengolah ecobrick menjadi barang bernilai ekonomis. Sebagai informasi, ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk dijadikan blok barang yang dapat digunakan kembali.
Sebelumnya, masyarakat pesisir Selayar sudah mendapatkan edukasi terkait pembuatan ecobrick oleh SBSP (Selayar Bebas Sampah Plastik), sebuah NGO dengan basis volunteer, tetapi tidak ada langkah lebih lanjut terkait pemanfaatan ecobrick menjadi suatu barang berguna yang memiliki added value sehingga ecobrick menjadi sampah kembali karena tidak dimanfaatkan.
Acara pengabdian masyarakat ini diawali dengan road to school oleh SBSP pada bulan Maret 2022 dengan rincian 20 peserta dari MAN Bontoharu, 29 peserta dari SMKN 3 Benteng (SMK Kelautan), dan 93 peserta dari SMKN 5 Benteng (SMK Kesehatan). Adapun puncak kegiatan berupa workshop luring pembuatan kursi dari ecobrick. Pada workshop ini, terdapat 41 peserta yang berasal dari tiga sekolah di atas yang sudah mendapatkan program pengenalan ecobrick pada acara road to school sebelumnya.
Menurut Dhiya Ilham selaku ketua tim, kegiatan pengabdian masyarakat ini meningkatkan awareness peserta terkait urgensi ecobrick serta added value-nya. Antusiasme peserta dalam praktik pembuatan kursi dari ecobrick ini bisa dilihat dalam dokumentasi di bawah ini.
Pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini tidak mungkin berjalan dengan lancar tanpa koordinasi dan dukungan dari semua stakeholder, yaitu Tim A Pengmas ITB, Ditmawa ITB, SAPPK, prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, SBSP, dan masyarakat Selayar secara umum. Ahmad Jibril, salah satu anggota tim, berharap bahwa kegiatan pengmas ini bisa meningkatkan kreativitas peserta dalam pemanfaatan ecobrick menjadi barang yang memiliki nilai jual.
Reporter: Mirmanti Cinahya W. (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)