Peran dan Aplikasi Teori Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Sejatinya dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dalam menerapkan konsep pengukuran besaran, struktur, dan ruang yang dipelajari dalam matematika. Matematika menjadi kunci dalam perkembangan ilmu lainnya terutama perkembangan teknologi di masa depan. Itulah salah satu ungkapan dari Prof. Edy Tri Baskoro dalam serial kuliah Graph Teory and Applications MIPAnet School 2019 yang diselenggarakan pada Jumat, (15/2/2019) di Ruang Study Hall Lantai 5 Gedung CAS ITB.


Dengan mengangkat tema kuliah “Peranan Teori Graf dalam Berbagai Bidang”, Prof. Edy sukses menyampaikan materi dengan baik kepada hadirin secara santai dan mudah dipahami. “Matematika menjadi hal utama untuk menjawab tantangan di masa depan. Dengan mempelajarinya, manusia akan terus berkembang dan menciptakan teknologi mutakhir,” ujarnya. 

Prof. Edy juga menyampaikan data dari World Economic Forum tentang The Global Competitiveness Report (GOR) 2018 yang berisi laporan tahunan mengenai daya saing suatu negara yang ditinjau dari aspek infrastruktur, adaptasi teknologi, stabilitas ekonomi bisnis, kesehatan, skill, dan inovasi. “Dari GOR 2018, Indonesia secara keseluruhan menempati peringkat 45/140 negara. Hal tersebut membuktikan bahwa matematika sangat dibutuhkan dalam kemajuan Indonesia karena menjadi dasar dari banyak aspek kehidupan,” tegasnya.

Dalam kuliahnya, ia mengutip mengenai The Era of Mathematics, yaitu sebuah tinjauan dari Prof. Philip Bond yang dipublikasikan oleh United Kingdom Research and Inovation. “Prof. Bond menuliskan bahwa saat ini matematika mempengaruhi kehidupan secara signifikan di bidang kesehatan, engineering, sosial dan ekonomi sehingga belau menyebutkan bahwa sekarang adalah era matematika,” kata Dekan FMIPA-ITB itu.

Salah satu cabang dalam ilmu matematika adalah teori Graf yang mempelajari mengenai grafik. Grafik tersebut dimodelkan untuk menghubungkan relasi antara benda. Secara informal, suatu graf adalah simpul atau himpunan benda-benda yang dihubungkan oleh sisi. Teori ini dapat dimodelkan menjadi berbagai tipe dari relasi dan proses dalam sistem informasi. 

Dalam sejarahnya, seorang matematikawan Swiss yang bernama Leonhard Euler menulis jurnal pada tahun 1736 mengenai teori Graf dengan judul “Seven Bridge of Konigsberg”. Analisis Euler tersebut membahas ada atau tidak adanya struktur yang menghubungkan daratan kota Konigsberg atau Kaliningrad, Rusia dan sebuah pulau kecil yang dihubungkan oleh tujuh buah jembatan. “Dalam era digital, teori Graf bermanfaat untuk menciptakan link yang ada di internet, algoritme, transportasi, kecerdasan buatan, GPS, serta banyak hal lainnya,” ucap Guru Besar pada Kelompok Keahlian Matematika Kombinatorika itu.

Kini pada era revolusi industri 4.0, kegiatan industri di masa depan akan lebih dominan dijalankan oleh mesin yang menggunakan sistem siber atau berkoordinasi satu sama lain menggunakan jaringan internet. Dalam otomasi mesin tersebut juga diperlukan suatu sistem yang bisa menafsirkan data eksternal sebagai input untuk melakukan suatu tindakan yang kerap disebut dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. “Konsep AI menggunakan prosedur atau algoritme yang rumit. Selain itu, data eksternal sebagai input juga tersedia dalam bentuk big data yang menghimpun data dalam jumlah yang besar,” paparnya.

Selain itu, teori Graf juga berguna dalam penambangan data atau data mining. Arti dari istilah ini adalah sebuah proses untuk menemukan pola atau informasi dalam big data. Pola tersebut haruslah mudah dipahami dan dapat menentukan suatu kejadian yang sering terjadi dalam kumpulan data. “Dalam penambangan data dapat dilakukan 4 pendekatan yaitu pengelompokan, klasifikasi, prediksi, dan perkiraan. Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan keteraturan yang melekat dalam suatu big data seperti tipe produk yang sering dibeli dalam suatu transaksi online, prediksi pembelian barang setelah membeli sesuatu, jenis DNA yang sensitif terhadap obat baru dalam dunia kedokteran karena graf ada dimana-mana,” tuturnya.

Pada akhir kuliah umumnya, Prof. Edy menekankan kembali bahwa teori Graf memiliki peran untuk memecahkan permasalahan dalam berbagai bidang. “Penggunaan teori Graf akan terus meningkat harus berjalan beriringan dengan pengembangan matematika. Hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam berinovasi supaya manfaat yang didapatkan lebih besar terutama dalam meningkatkan perekonomian negara dan kemajuan teknologi,” pungkasnya.

Reporter: Billy Akbar Prabowo