Peringati Hari Tani Nasional, KM-ITB Selenggarakan Diskusi Publik Isu Agraria
Oleh Bangkit Dana Setiawan
Editor Bangkit Dana Setiawan
Ini adalah kali kedua KM-ITB mengadakan diskusi yang dikemas dengan nama acara Mata Timy setelah sebelumnya sukses dengan membawakan tema UU MD3 dan RUU Pilkada. "Mata Timy kali ini akan membahas mengenai isu-isu agraria yang sedang marak di negara kita. Adapun pembicara yang hadir adalah Prof. Dr. Deny Juanda Juanda selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Jawa Barat, Rakapere sebagai komunitas yang fokus dengan isu agraria serta Hanif Adrian Alumni Perancanaan Wilayah dan Kota ITB 2003 ," jelas Fatimah Az-Zahra Sodik (Manajemen Rekayasa Industri 2010) selaku pembawa acara dari Mata Timy.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Jeffry Giranza (Teknik Geologi 2010) selaku Presiden KM-ITB. "Indonesia dijuluki sebagai negara agraris, tetapi seperti yang kita tahu sekarang melalui media bahwa masih sering terjadi masalah-masalah seperti sengketa lahan," ungkap Jeffry. Pemaparan selanjutnya dilakukan oleh Deny mengenai kebijakaan penataan ruang dan pembangunan industri di Kabupaten Karawang dalam suatu kesatuan pembangunan Jawa Barat. "Masalah kebijakan ini sangat serius karena menyangkut kesejahteraan rakyat, terutama Petani. Kami berharap bahwa lahan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya jangan dialihfungsikan untuk kepentingan ekonomi semata," Ungkap Deny.
Sesi selanjutnya merupakan pemaparan dari Komunitas Rakapere yang diwakili oleh Andi Batara (Seni Murni 2010), Perdana Putri yang merupakan mahasiswa dari Universitas Indonesia serta Moh. Idham perwakilan dari Planologi Universitas Islam Bandung. Rakapere menyampaikan mengenai gerakan mereka dalam memperjuangkan hak petani mengenai sengketa lahan di Karawang. "Di visi misi karawang adalah menuju masyrakat sejahtera berbasis pertanian dan industri," ungkap Batara. Selanjutnya materi mengenai gerakan agraria dari masa ke masa serta mengenai kekosongan peran gerakan tani-agraria untuk menyelesaikan masalah agraria nasional.
Julukan negeri agraris untuk Indonesia sangatlah kontradiktif melihat banyaknya masalah yang menjadikan petani sebagai korban. Masalah mengenai agraria ini bukan hanya milik petani maupun pemerintah semata. "Isu agraria ini telah menyangkut isu ketahanan dan kedaulatan bangsa. Sebagai mahasiswa, kita harus bisa menemykan solusi yang logis dan struktur demi tercapainya kedaulatan bangsa dan jaminan terhadap kesejahteraan masyrakat," ungkap Jeffry.