“PETERPAN” Pelatihan Jadi Jurnalis di Era yang Serba Digital

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Pada Jumat (1/10/2021) Asrama Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan acara pelatihan jurnalistik. Acara ini berjudul Pelatihan Menjadi Reporter Terdepan (PETERPAN). PETERPAN ini bertema ”One Step Closer To Be A Journalist in Digital Era”. Acara ini dipandu oleh Ega Anda Rista (MK’23). Pelatihan ini dilaksanakan melalui platform Zoom dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Asrama ITB.

Acara ini dibuka oleh Nenden Rina Ratnakomala, ST., MT., selaku Kasubdit Kesejahteraan dan Pengembangan Karakter Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITB. Nenden mengatakan di era digital saat ini semua orang bisa menjadi seorang jurnalis. “Semoga dengan adanya kegiatan ini, adik-adik mahasiswa bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru yang berguna di masa yang akan datang,” pesan Nenden mengakhiri kata sambutannya.

Mata acara selanjutnya diambil alih oleh Adi Marsiela, selaku pemateri pada pelatihan kali ini. Jurnalis dengan segudang pengalaman ini memulai penjelasannya dari pengertian berita. Berita adalah laporan atas peristiwa atau fakta yang terjadi. Secara umum terbagi menjadi dua yaitu news dan views. Kemudian ia melanjutkan penjelasannya ke teknik reportase, yakni cara untuk mendapatkan informasi. Untuk mendapatkan suatu informasi kita harus menggunakan indra kita, terutama pendengaran.

“Mendengar sangat penting dalam teknik reportase karena biasanya orang lebih suka berbicara daripada mendengar, sehingga dari pembicaraan ini didapat berita sensitif yang akan didengar banyak orang,” jelas Adi yang pernah menjadi ketua AJI Bandung tersebut. Menurutnya, seorang jurnalis harus punya kemampuan untuk mendapatkan informasi awal. Hal ini bertujuan agar kita bisa melayangkan pertanyaan yang tepat dari informasi tersebut.

Materi selanjutnya adalah teknik penulisan dan penyuntingan. Ia mengimbau agar tidak menggunakan kiasan dan kalimat pasif dalam penulisan berita. Selain itu, sebaiknya hindari kalimat mubazir dan sederhanakanlah kalimat yang panjang. Jika ada padanan kata dalam bahasa Indonesia, sebaiknya tidak menggunakan bahasa asing.

Ide tulisan bisa datang darimana saja. Banyak hal yang bisa kita tulis menjadi berita. “Kalau mau mencari ide, mulailah dari hal yang paling dekat dengan kita, misalnya seperti tugas kuliah, pergaulan, dan lain-lain,” pesan Adi.

Setelah sesi materi dari Adi Marseila, acara berlanjut ke sesi tanya jawab. Pada sesi ini ada yang bertanya tentang cara mendapatkan pembaca yang banyak meski masih pemula. “Sebaiknya tentukan dulu tujuan dari beritanya, minta teman atau orang di sekitar kita untuk membaca tulisan tersebut, dan usahakan berita dikemas dengan menarik,” jawabnya.

Sesi ini pun berakhir hingga masuk ke sesi penyerahan cinderamata virtual oleh Nenden. Setelah itu dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama peserta pelatihan jurnalistik kali ini. Dengan selesainya sesi dokumentasi, maka berakhir jugalah acara pelatihan jurnalistik hari ini.

Reporter : Kevin Agriva Ginting (Teknik Geodesi dan Geomatika 2020)