Pidato Ilmiah Mikrajuddin Abdullah: Keterbatasan sebagai Pemicu Kreativitas dan Inovasi

Oleh alitdewanto

Editor alitdewanto

BANDUNG, itb.ac.id- Dalam kesempatan Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa ITB Tahun Akademik 2009/2010, dosen muda Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Mikrajuddin Abdullah berkesediaan untuk memberikan pidato ilmiah yang berjudul 'Menjadikan Keterbatasan sebagai Pemicu Kreativitas dan Inovasi dalam Riset Nanosains di Indonesia'. Secara gamblang, Mikrajuddin ingin menyampaikan bahwa di dalam keterbatasan pasti ada jalan keluar apabila kita jeli, pantang menyerah, dan mau berpikir kritis. Keterbatasan itu yang kita harus gunakan sebagai pendorong yang kuat untuk menjadi kuat dan kreatif.
Pidato ilmiah tersebut diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB pada Rabu (12/08/09). Bagi tenaga dosen Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik FMIPA ini, nanosains begitu penting karena sifat-sifat material yang meliputi sifat fisik, kimiawi, dan biologi berubah begitu dramatis ketika dimensi material masuk ke dalam skala nanometer. Pada tahun 2000, lanjutnya, riset material memasuki babak paling progresif seperti penggunaan sel surya, polutan organik, serta pengembangan obat pintar yang bisa mencari sel-sel tumor dalam tubuh dan dapat langsung mematikannya.


Pengalaman sendiri


Mikrajuddin memautkan pidatonya dengan beberapa pengalaman pribadinya, seperti ketika membangun Laboratorium Sintesis dan Fungsionalisasi Nanometer. Kala itu, pria kelahiran Dompu Mataram, 18 Oktober 1968 ini hanya diberi sebuah ruangan gudang yang kurang layak. Kendala lain yang cukup kronis ialah tidaktersedianya dana penelitian. Namun berkat kegigihan dalam berinovasi dan berkreativitas, laboratorium ini produktif melahirkan karya-karya tingkat internasional.

Saking kreatifnya, Mikrajuddin pernah menyulap sebuah kipas angin kecil dan dimmer listrik menjadi sebuah magnetic stirrer yang dapat digunakan dalam percobaannya. Konon hal itu terjadi karena Mikrajuddin tidak memilki dana untuk membeli magnetic stirrer asli yang harganya sangat mahal.

Pemilik dua makalah ensiklopedia internasional ini berpesan kepada para peneliti lain yang sering mengeluhkan masalah dana riset. " Kita tidak harus melakukan eksperimen secara langsung. Bisa menggunakan cara fenomenologis yang lebih murah." terangnya." Kita bisa membangun model teori dari hasil percobaan peneliti lain yang belum memiliki penjelasan teoritik."

Tak lupa, Mikrajuddin juga berpesan kepada mahasiswa baru untuk bisa menciptakan sejarah dalam usia keemasan, usia 20-an. Peraih titel doktor Hiroshima University ini mencontohkan seperti Bill Gates, Albert Einstein, Niels Bohr menemukan karya gemilang dalam usia tersebut.

Hingga saat ini, karya-karya Mikrajuddin tercatat lebih dari 150 makalah dalam jurnal nasional/internasional berdasarkan data Scorpus per 30 Juli 2009.