Pidato Wakil Wisudawan pada Wisuda Juli ITB 2016: Terus Beradaptasi dan Memberi Manfaat bagi Sesama

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi

BANDUNG, itb.ac.id - Pada Sidang Terbuka Wisuda Ketiga Tahun Akademik 2015/2016 untuk Program Studi Sarjana, Brurce Muhammad Mecca (Teknik Lingkungan 2012) mendapat kesempatan untuk menyampaikan pidato perpisahan. Pria yang akrab dipanggil dengan nama Brurce ini merupakan finalis Global Design for UNICEF Challenge pada tahun 2015 serta partisipan pada gelaran Indonesian Young Thought Leader for Environment.

Ucap Syukur dan Terima Kasih

Berkesempatan untuk mewakilli seluruh wisudawan tingkat sarjana, Brurce mengucapkan terima kasih pada seluruh elemen kampus atas seluruh dedikasi yang telah diberikan dalam bentuk ilmu, pikiran, waktu, dan tenaga. "Terima kasih telah membantu kami untuk menyambut masa depan," ujarnya. Selain itu, Brurce pun tidak lupa menghaturkan rasa terima kasihnya pada orang tua yang berkesempatan hadir di acara Sidang Terbuka tersebut khususnya bagi kedua orang tua wisudawan. Ucapan terima kasih Ia sampaikan pada orang tua yang telah memberikan pengorbanan serta dukungan, doa, dan motivasi selama Brurce dan wisudawan lainnya menjadi mahasiswa ITB. Meskipun begitu, Brurce menyadari bahwa ucapan terima kasih tentunya tidak akan cukup untuk membalas semua kebaikan yang telah diberikan orang tua. "Semoga setidaknya, dengan kami memperoleh ijazah dan menggunakan toga kelulusan pada hari ini dapat menorehkan sedikit kebahagiaan kepada Ayah dan Ibu," ucap Brurce.

Tuntutan untuk Terus Beradaptasi

Dalam pidatonya, Brurce berkesempatan untuk bercerita mengenai perjalanan hidupnya dari awal ia meninggalkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga ia diwisuda pada saat ini. Pada awalnya, ia merasa sangat bersemangat saat mendapat status barunya sebagai mahasiswa. Namun, tentu ada rasa takut saat menyambut rutinitas yang berbeda dari sebelumnya dan tentu hal ini pun pernah dirasakan oleh semua wisudawan.

Selama menjadi mahasiswa ITB, di tiap tahunnya ia melewati berbagai hal yang tentu membuatnya terus menjadi pribadi yang lebih berkembang dari sebelumnya. Pada tahun pertama, ia merasakan adanya perubahan dari remaja SMA menjadi mahasiswa yang mandiri melalui adaptasi pada iklim akademik ITB dan kegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa. Pada tahun kedua, ia mulai memasuki program studi serta beraktivitas di dalam lingkup Himpunan Mahasiswa Jurusan. hingga pada akhirnya di tahun keempat, ia pun harus fokus dalam menyelesaikan tugas akhirnya. Ia menyimpulkan bahwa di tiap tingkat kehidupannya di ITB, seorang mahasiswa dituntut untuk terus beradaptasi dan berkembang.

Di akhir pidatonya, Brurce menyampaikan banyaknya tantangan bagi generasi muda yang saat ini semakin kompleks dan tanpa batas. Ia meminta para wisudawan untuk terus melihat ke sekelilingnya. Brurce berujar bahwa setiap wisudawan yang duduk hadir di Sidang Terbuka tersebut memiliki potensi besar dan mampu melakukan hal-hal besar. Namun, hal tersebut tidak akan tercapai bila tidak dicoba. "Sukses tidak hanya diukur dengan rupiah, tapi juga dengan manfaat yang diberikan. Perjalanan kita untuk meninggalkan dunia ini menjadi lebih baik masih sangat panjang," tutup Brurce saat mengakhiri pidatonya.