Prof. Mahfud MD Ajak Mahasiswa ITB sebagai Pelopor Kesatuan dan Persatuan Bangsa

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Menkopolhukam saat memberikan paparan dalam seminar bela negara di Sabuga ITB. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)

BANDUNG, itb.ac.id – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia Prof. Mohammad Mahfud MD menjadi pembicara kehormatan pada Seminar Bela Negara yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Minggu (23/2/2020), di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga) ITB. Tema yang diangkat yakni "Mahasiswa sebagai Pelopor Kesatuan dan Persatuan Bangsa".

Seminar tersebut diselenggarakan dalam rangka menyambut Indonesia Emas 2045. Peserta yang hadir merupakan mahasiswa Tahap Persiapan Bersama (TPB) ITB Tahun 2019 dan mahasiswa yang mengambil mata kuliah kewarganegaraan pada semester ini. Seminar diawali dengan laporan dari Direktur Kemahasiswaan, Dr. G. Prasetyo Adhitama, kemudian dilanjutkan sambutan dari Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Dr. Jaka Sembiring. “Seminar ini penting bagi mahasiswa karena mahasiswa merupakan tulang punggung pembangunan Indonesia yang menjadi tonggak perjuangan dan keberlangsungan suatu negara agar tetap ada,” kata Profesor Jaka. Seminar Bela Negara dipandu oleh Prof. Hermawan Kresno Dipojono, Ph.D., selaku Ketua Senat Akademik ITB.

Dalam paparannya, Prof. Mohammad Mahfud MD mengatakan, generasi muda termasuk di dalamnya adalah mahasiswa, merupakan pelopor persatuan dan kesatuan bangsa. Sejarah telah mencatat bahwa dari gerakan pemuda telah berkontribusi kepada terwujudnya Kemerdekaan Indonesia. "Generasi penerus harus menjaga kemerdekaan Indonesia untuk mencapai Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Prof. Mahfud MD juga menyampaikan, bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Indonesia memiliki 17.504 pulau, 1.340 suku, 726 bahasa daerah, berbagai agama dan kepercayaan, serta beragam adat dan budaya. Secara demografis maupun geografis Indonesia sangat kaya dalam keberagamannya. “Itu adalah modal persatuan dan kesatuan bangsa ini. Tugas generasi muda sekarang untuk merawat keberagaman tersebut,” ujarnya. Lebih lanjut ia mengatakan ada dua kunci untuk mencapai prestasi dan mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu kerja keras dan Indonesia Merdeka. “Indonesia sudah merdeka tinggal kerja keras dari masyarakatnya,” ujarnya.

Ketua Mahkamah Konstitusi RI Tahun 2008-2013 itu menambahkan, bangsa Indonesia menaruh harapan besar pada setiap tangan pemudanya. Setiap pemuda Indonesia memiliki peluang dan tanggung jawab untuk memajukan Indonesia yang sama, tidak terbatas pada suku, agama, ataupun bahasa. Untuk itu ia optimis Indonesia bisa menyongsong generasi emas pada  tahun 2045. Seminar ditutup dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari mahasiswa.

Reporter: Ashifa Nur Fahrunisa (Planologi, 2017)