Ramadan Program at AmCor ITB: Tegakkan Toleransi dalam Keanekaragaman
Oleh Christanto
Editor Christanto
Acara dipandu oleh Andriana Polisenawati (mahasiswa Kimia ITB), dengan menghadirkan pembicara dari Kedutaan Amerika Serikat Jakarta, Melanie Higgins (Political Section US Embassy Jakarta). Talkshow dimulai dengan pemaparan dari Melanie Higgins mengenai keanekaragaman agama di Amerika Serikat. Sebagai salah satu negara yang beraneka ragam terutama dalam hal agama, penduduk Amerika Serikat menganut agama yang berbeda-beda.
Melanie mengungkapkan lebih lanjut, bahwa di dalam Undang-undang, pemerintahan Amerika melarang masyarakatnya itu untuk membuat negara agama, tetapi mereka membebaskan masyarakatnya dalam beragama. Kebebasan beragama juga dilakukan di tempat kerja. Setiap kantor wajib memperbolehkan karyawannya untuk beribadah. Vitalitas agama di Amerika meningkat ketika pemeluk agama yang berbeda berkumpul untuk saling bertukar informasi atau berbagi perayaan hari besar mereka.
Presentasi lalu dilanjutkan oleh Alumni the U.S. Institutes on Religious Pluralism, yaitu Ridwan Sobirin, Ilham Muhammad Firdaus, Rizky Hadiyonto. Menurut pemaparan Ridwan, ternyata mesjid di Washington, D.C. itu sangat besar. "Walaupun saya belajar di Amerika, saya ikut ke gereja saat mereka beribadah. Tapi itu membuat saya sadar dan bangga saya menjadi Muslim," ujar Ridwan.
Sementara itu, Rizky Hadiyonto bercerita mengenai pengalamannya saat dia berada di Amerika. Orang-orang Amerika pun kagum kepada Muslim karena ternyata Muslim sangat luwes dan ramah. Memberi tahu orang Amerika tentang Islam itu ternyata tidak harus dengan presentasi yang serius, tetapi saat berdialog berdua tentang Islam pun mereka akan mengerti karena karena orang Amerika identik dengan penasaran dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.[ed]
Foto: dokumentasi American Corner ITB