Rancang Aplikasi untuk Penderita Tuberkulosis, Mahasiswa ITB Taklukkan Kompetisi Bisnis Nasional

Oleh Gracia Isaura Raulina

Editor Gracia Isaura Raulina

BANDUNG, itb.ac.id - Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat merupakan isu yang sangat penting bagi kehidupan di setiap negara. Dengan mengangkat tema ini, Aninda Fariza (Teknik Industri 2012) dan Dilla Anindita (Sistem dan Teknologi Informasi 2012) berpartisipasi dalam lomba Dow Indonesia Business Plan Competition yang diadakan oleh PT Dow Indonesia. Melalui stopTB, aplikasi yang ditujukan untuk membantu penderita tuberkulosis, keduanya keluar sebagai juara pertama dalam perhelatan final pada Selasa (27/09/16) di Jakarta. Kemenangan ini menambah rangkaian daftar kemenangan yang berhasil diraih oleh mahasiswa ITB dalam kompetisi berskala nasional.

Perjalanan Menuju Kemenangan
 
Dow Indonesia Business Plan Competition merupakan kompetisi bisnis yang diadakan oleh PT Dow Indonesia untuk mendorong munculnya ide-ide bisnis mahasiswa dari berbagai universitas terbaik di Indonesia. Dari delapan kategori bisnis yang ditawarkan, Aninda dan Dilla memilih isu kesehatan dan kesejahteraan sebagai kategori yang ingin mereka kembangkan. Mereka pun mengajukan bisnis aplikasi stopTB, yakni aplikasi yang ditujukan bagi penderita tuberkulosis.

Pada tahap pertama, setiap tim harus menyerahkan rencana bisnis dalam bentuk dokumen. Sebanyak lebih dari 70 tim menyerahkan rencana bisnis mereka, namun hanya terdapat 34 tim yang berhasil lolos ke babak semifinal, salah satunya adalah tim Aninda dan Dilla. Keduanya pun mengikuti babak semifinal di Jakarta pada Sabtu (10/09/16). Pada babak semifinal tersebut, keduanya mempresentasikan rencana bisnis mereka di hadapan empat dewan juri yang berasal dari PT Dow Indonesia. Dengan berbekal pengalaman dari berbagai kompetisi bisnis yang pernah diikuti oleh keduanya, mereka dapat memberikan presentasi yang sangat baik pada tahap semifinal. Alhasil, Aninda dan Dilla berhasil menjadi salah satu dari enam finalis yang lolos ke babak final.

Di perhelatan final yang diadakan di Wisma GKBI Jakarta pada Selasa (27/09/16), Aninda dan Dilla kembali mempresentasikan rencana bisnis mereka di hadapan dewan juri yang terdiri dari jajaran direktur PT Dow Indonesia hingga pimpinan Dow Chemical Corporation di luar negeri. Dengan ide dan rencana bisnis yang sukses memukau semua juri, Aninda dan Dilla keluar sebagai juara pertama pada kompetisi ini. "Salah satu juri bahkan berkata bahwa dia sangat tertarik berinvestasi untuk bisnis kami," ujar Dilla.


Mengenai stopTB
 
Tuberkulosis merupakan salah satu dari tiga penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia, namun tingkat kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini masih sangat rendah. Berbeda dengan anggapan pada umumnya bahwa penyakit ini hanya diderita oleh masyarakat pedesaan yang sudah lanjut usia, tuberkulosis justru lebih banyak diderita oleh masyarakat perkotaan dengan usia yang relatif muda. Sayangnya, pengobatan terhadap tuberkulosis memakan waktu dan tenaga yang cukup besar. Tiap harinya, penderita tuberkulosis harus meminum berbagai macam obat, dan pengobatan ini dapat berlangsung dalam jangka waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Akan tetapi, jika penderita tersebut sewaktu-waktu lupa meminum obat, pengobatan harus dimulai dari awal lagi, sehingga pengobatan sebelumnya menjadi sia-sia.

Berangkat dari kondisi tersebut, Aninda dan Dilla mengajukan bisnis aplikasi stopTB, yakni aplikasi yang memiliki fungsi utama untuk mengingatkan penderita tuberkulosis untuk meminum obat. Dengan aplikasi ini, diharapkan bahwa semua penderita tuberkulosis dapat menjalani pengobatan mereka dengan baik dan lancar sehingga penyakit tersebut dapat benar-benar disembuhkan. Selain itu, dengan adanya fitur-fitur tambahan seperti pelacak posisi obat, diharapkan bahwa proses pengobatan dapat berjalan dengan lebih mudah. Melalui kemenangan di kompetisi ini, Aninda dan Dilla sangat berharap bahwa aplikasi ini dapat direalisasikan oleh perusahaan atau investor yang tertarik dengan ide bisnis mereka. Mereka berpendapat bahwa aplikasi ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi penderita tuberkulosis di Indonesia dan di dunia.


Rekan Magang Hingga Rekan Kompetisi

 
Berasal dari jurusan yang berbeda, Aninda dan Dilla dipertemukan melalui program magang di LINE Corporation yang sedang dijalani oleh keduanya. Dengan tujuan untuk menambah pengalaman sekaligus menutup perjalanan perkuliahan di ITB, keduanya sangat senang dapat berhasil memenangkan kompetisi terakhir sebagai mahasiswa ITB. Walaupun harus mempersiapkan kompetisi di sela-sela tugas magang yang menyibukkan, keduanya berhasil memberikan performa terbaik dalam kompetisi ini.

Bagi mahasiswa yang masih dalam proses studi, Aninda dan Dilla sangat menyarankan agar semuanya ikut serta dalam berbagai ajang perlombaan. "Jangan takut ikut lomba, jangan takut kalah, karena ilmu kita akan bertambah baik menang maupun kalah," ujar Dilla. Mereka berpendapat bahwa ilmu-ilmu yang didapatkan dari ITB sangat berguna sebagai bekal dalam berkompetisi, tidak hanya dari mata kuliah di masing-masing jurusan tetapi juga dari berbagai aktivitas lain di luar kuliah. Dengan mengikuti lomba, mereka dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam berbagai kondisi di dunia nyata, bahkan hingga membuka pengalaman dan kesempatan baru. Sebagai penghargaan atas kemenangan di kompetisi ini, keduanya akan berangkat ke Singapura pada bulan November untuk mengikuti tur laboratorium Dow, mengikuti sharing session dengan pihak eksekutif Dow, hingga mempresentasikan bisnis mereka di depan presiden direktur Dow Asia Tenggara.