SA ITB Menerima Studi Banding SA UNS Bahas Pengembangan Riset dan Inovasi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Senat Akademik Institut Teknologi Bandung (SA-ITB) menerima kunjungan studi banding secara luring dari Senat Akademik Universitas Negeri Sebelas Maret (SA-UNS) pada Senin (27/6/2022) di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah (BPI), Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.

Sekretaris Senat Akademik UNS Prof. Ari Handono Ramelan memaparkan bahwa kunjungan tersebut dilakukan untuk berdiskusi dan mencari tahu bagaimana pengembangan riset dan inovasi yang telah dilakukan oleh ITB. “Kita melihat ITB sangat luar biasa (dalam hal pengembangan riset dan inovasi). (Oleh karena itu) kita bisa berdiskusi saling tukar pengalaman untuk pengembangan kedua institusi,” ujar Prof. Ari.

Pertemuan yang berlangsung selama 2.5 jam itu diterima oleh Ketua Senat Akademik ITB Prof. Hermawan K. Dipojono. Sesi diskusi diawali dengan pemaparan dari Ketua Komisi IV SA ITB Prof. Trio Adiono tentang gambaran kegiatan yang dilakukan di Komisi IV (Komisi Penelitian, Inovasi, Pengabdian Masyarakat dan Kerja Sama Senat Akademik ITB) serta lingkup kerja yang dilakukan komisi tersebut.

Prof. Trio Adiono menerangkan, lingkup kerja tersebut adalah mulai dari pembentukan roadmap yang mengatur arah dan fokus penelitian ITB, kemudian membuat kebijakan funding, resources, execution, hingga terakhir diseminasi produk riset dan inovasi ITB.

Dia menambahkan, dalam strateginya mewujudkan lingkungan riset dan inovasi yang globally respected locally relevant, Komisi IV berkoordinasi dengan Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi (WRRI) dan 3 lembaga yakni Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT) ITB, Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITB. Ketiga Lembaga tersebut memiliki tujuan dan tugasnya masing-masing.

Usai pemaparan tersebut kemudian dilakukan sesi diskusi. Terdapat beberapa hal yang menjadi poin penting dalam proses diskusi tersebut di antaranya terkait dengan kebijakan ITB merekrut peneliti post-doktoral di ITB, kebijakan fokus penelitian ITB, hingga kebijakan yang berkenaan dengan output riset di ITB yang menekankan publikasi kategori Q1 dan Q2 sebagai upaya ITB dalam mencapai Top 200 peringkat universitas dunia.

Diskusi tersebut berlangsung dengan kondusif, Senat Akademik UNS menerima berbagai masukan dari ITB berdasarkan pengalamannya membentuk atmosfer riset dan inovasi sehingga bisa sebaik saat ini. Sebagai universitas yang baru membuka Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), UNS pun mendapatkan gambaran dari ITB terkait bagaimana ITB mengelola dan membuat kebijakan publikasi karya monumental.

“Mudah-mudahan acara ini ada manfaatnya untuk kedua institusi Universitas Negeri Sebelas Maret dan juga Institut Teknologi Bandung,” harap Ketua Senat Akademik ITB Prof. Hermawan Kresno Dipojono dalam pidatonya.

Reporter: Andri Maulana (Teknik Pertambangan, 2020)