Narasumber pertama, Dr.rer.nat. Rino Rakhmata Mukti, S. Si., M. Si., selaku Sekretaris Bidang Penelitian LPPM ITB, menjelaskan bidang penelitian di LPPM ITB. Rino menjelaskan rendahnya kontribusi total factor conductivity yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi selalu dikaitkan dengan penelitian. Ada korelasi jumlah publikasi di suatu negara dengan pertumbuhan ekonomi.

“Angka global innovation index negara Indonesia masih di bawah negara lain sehingga ITB sebagai perguruan tinggi yang bergerak di bidang teknologi, seni, dan sosial humaniora bertanggung jawab untuk mengatasi permasalahan bangsa dan global dengan memprioritaskan sumber daya penelitian,” ujarnya.

Berdasarkan Surat Senat Akademik tentang Prioritas Penelitian ITB yang dikeluarkan tahun 2020, ada empat prioritas topik penelitian yang dikembangkan di ITB, yaitu teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa transportasi dan energi, infrastruktur dan kebencanaan, serta pangan dan kesehatan. Topik penelitian tersebut didukung oleh artificial intelligence, big data, virtual reality, 5G, dan Internet of Things. “Sebaran prioritas penelitian cukup merata. Artinya dosen ITB memiliki ketertarikan terhadap prioritas penelitian yang cukup merata sehingga kekuatan kita seimbang,” imbuh Rino.

Panduan Riset

LPPM ITB telah mengeluarkan beberapa panduan yang harus diikuti oleh sivitas akademika yang ingin mengajukan proposal penelitiannya ke LPPM ITB. Salah satu panduannya adalah Panduan Program Riset Kolaborasi Indonesia 2021. Selain itu, LPPM ITB memiliki panduan program di luar bidang penelitian, seperti Panduan Program Bantuan Konferensi Internasional 2021 yang dilakukan oleh dosen ITB.

Panduan ini perlu diperhatikan sebelum menulis proposal karena LPPM ITB memiliki kriteria penilaian untuk memilih proposal yang layak mendapatkan bantuan dana penelitian. Proposal yang dikirim ke LPPM ITB akan dinilai oleh board of reviewer yang andal.

Pengabdian Kepada Masyarakat di ITB

Terkait bidang pengabdian kepada masyarakat di LPPM ITB dijelaskan langsung oleh Deny Willy Junaidy, S. Sn., M. T., Ph. D., selaku Sekretaris Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat LPPM ITB. Deny menegaskan kegiatan pengabdian masyarakat merupakan suatu kewajiban, namun karena ada permasahan teknis dan administratif, kegiatan ini harus dirancang agar terakomodasi melalui sistem seleksi. Di LPPM ITB, ada empat sasaran strategis dalam menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat, yaitu pemberdayaan desa, mitigasi dan adaptasi bencana, industri kreatif dan pariwisata, dan yang terbaru adalah pemulihan ekonomi.

Ada delapan belas poin SDGs yang selalu menjadi dasar penekanan untuk melakukan pengabdian masyarakat. Namun, LPPM ITB mengembangkannya menjadi 24 poin, mulai dari pendidikan, air bersih, sanitasi, hingga Covid-19.

“Meskipun bidang pengabdian masyarakat memiliki skema kegiatan yang tak sebanyak bidang penelitian, tetapi bidang ini memiliki sebaran kegiatan yang cukup beragam. Kegiatan tersebut terdiri atas kegiatan Topdown, Bottom-Up , program desa binaan, pemulihan ekonomi, Citarum Harum, dan beberapa projek kerja sama lainnya. LPPM ITB memiliki prioritas untuk memberikan afirmasi di daerah terluar dan 3T karena 95% kegiatannya masih dilaksanakan di sekitar Pulau Jawa,” ujarnya.

Sama halnya dengan proposal untuk penelitian, ada beberapa aspek yang menjadi landasan penilaian. Beberapa poin yang menjadi pertimbangan untuk menilai proposal PKM ini adalah prioritas wilayah 3T, manfaat kegiatan, potensi pelaksanaan, dan kualitas proposal yang di dalamnya terdapat komposisi usulan biaya. Seluruh penjelasannya telah dicantumkan di panduan yang dikeluarkan oleh LPPM ITB. Informasi lebih lanjut terkait kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di LPPM ITB dapat mengunjungi www.lppm.itb.ac.id.

Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil 2019)