Setetes Darah Sejuta Harapan
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Kamis, 24 Februari 2005 kemarin, lalu lintas di pintu masuk perpustakaan tampak padat. Terlihat di sana spanduk bertuliskan PPAB MTI 2004/2005 menyelenggarakan “Balai Kesehatan Gratis : Mari Hidup Sehat dan Peduli Sesama.” Hari itu adalah hari pelaksanaan kegiatan donor darah sebagai salah satu dari dua kegiatan besar yaitu donor darah dan klinik gratis yang diadakan oleh Teknik Industri angkatan 2004 dalam rangka Proses Penerimaan Anggota Baru Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (PPAB MTI) 2004/2005. Tujuan utama diadakannya donor darah tersebut adalah untuk membantu PMI dalam ketersediaan stok darah di PMI yang berkurang semenjak menjangkitnya penyakit demam berdarah khususnya di kawasan Bandung. Acara donor darah ini tepatnya diadakan di ruang seminar perpustakaan pusat. Rencana awalnya adalah di Basic Science Center, tapi tempat tersebut sudah di pesan orang lain terlebih dulu.
Respon yang datang dari berbagai pihak sangat baik. Hal ini terbukti dengan antrian panjang para pendonor. Acara yang dimulai pukul 11.00 dan berakhir pukul 15.00 berhasil mengumpulkan kantong darah sebanyak 77 kantong. Meskipun antrian masih panjang seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, panitia terpaksa menghentikan acara karena kantong darah yang disediakan pihak PMI terbatas hanya sebanyak 80 kantong dan keterbatasan tenaga PMI. Hal ini sangat disayangkan karena masih ada sekitar 114 pendonor yang sudah mendaftarkan dirinya sebagai pendonor. Tetapi kegiatan donor darah ini sudah melebihi target yang ditetapkan oleh PMI sebanyak 40 kantong darah.
Mungkin selain minat dan kesadaran warga ITB untuk membantu sesama, salah satu penyebabnya adalah publikasi pra acara sangat digalakkan. Pamflet-pamflet dan poster-poster sudah mewarnai seluruh penjuru ITB sejak beberapa minggu sebelumnya. Bahkan pada satu hari sebelum pelaksanaan dan juga saat acara berlangsung masih tetap dilakukan publikasi dengan cara pawai dengan berjalan kaki keliling ITB satu angkatan TI 2004 sambil meneriakkan yel-yel persuasif. Ternyata cara itu cukup berhasil menarik minat warga ITB karena tidak hanya mahasiswa tetapi juga dosen dan karyawan ikut berpartisipasi menyumbangkan darahnya. Selain itu juga, publikasi dilakukan dengan cara menjual pin-pin dan stiker-stiker bertema donor darah dan klinik gratis.
Acara ini berjalan cukup lancar. Pendonor yang telah selesai mendonorkan darahnya sebelum pergi diberikan minuman kemasan, vitamin, dan mie instant oleh PMI yang bekerjasama dengan KBSP (Kelompok Bakti Sosial Pengusaha). Sampai akhirnya listrik padam untuk beberapa saat yang sempat menimbulkan kepanikan di antara panitia. Tetapi panitia dapat mengatasi hal tersebut secepatnya dengan menyediakan senter-senter sebagai penerangan darurat. Selain padamnya lampu, tidak ada kendala berarti lainnya yang dihadapi panitia saat acara berlangsung.
Masih dalam kegiatan Balai Kesehatan Gratis, kegiatan kedua yaitu klinik gratis akan dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Februari 2005 di Bumi Medika Ganesha Jl. Gelap Nyawang pukul 08.00 – 15.00. Berbeda dengan kegiatan donor darah yang sasarannya adalah warga ITB, kegiatan klinik gratis ini difokuskan untuk warga-warga di sekitar ITB, yaitu warga di Kelurahan Cipaganti, Kelurahan Taman Sari, Kelurahan Lebak Siliwangi. Informasi lebih lanjut tentang bagaimana acara ini berlangsung dapat dilihat di situs ini secepatnya setelah acara selesai.
Ramadhilla M.Utami