Tampil Gedhe Loedroek, Lestarikan Budaya Jawa Timur
Oleh niken
Editor niken
BANDUNG, itb.ac.id - Bersamaan dengan berjalannya acara Oceanovolution, Jumat (11/12/2009), Unit Kegiatan Mahasiswa Jawa Timur, yang akrab disebut Loedroek, mengadakan tampil gedhe pada malam hari di Aula Barat.
Tiket yang dijual dengan harga 2000 rupiah terjual habis, menandakan maraknya penonton yang menyaksikan penampilan ini.
Tiket yang dijual dengan harga 2000 rupiah terjual habis, menandakan maraknya penonton yang menyaksikan penampilan ini.
Penampilan yang mengambil judul "Atas Nama Tuhan, Bangsa, dan Lain-lain" dibuka oleh sepasang pembawa acara yang mengundang riuh tawa penonton, disusul oleh terian Remo - tarian tradisional Jawa Timur untuk menyambut tamu, dilanjutkan dengan kidung (nyanyian) oleh dharma wanita berjudul Kick Me Out, dan akhirnya tampilah main gedhe loedroek.
Hal yang paling menarik, semua pemain di atas panggung berjenis kelamin pria, dan sebagian dari mereka berperan sebagai wanita, begitupun dengan pembawa acaranya. Saat pembawaan kidung, syair yang dinyanyikan penuh dengan kritik. Kritik tentang presiden baru, rektor baru, pembayaran uang kuliah, dan aspek kehidupan lain. Dharma Wanita Loedroek pun mempersembahkan lagu bergenre sama yang berisi kritik pedas dan sindiran pun membuat penonton riuh bertepuk tangan. Saat main gedhe, anggota Loedroek menyampaikan cerita berdasarkan kisah Bung Tomo, yang lagi-lagi diisi dengan acting para pemain yang luar biasa menghibur.
Setiap tahunnya, pada akhir tahun UKM Loedroek mengadakan main gedhe yang sudah 2 tahun ini menjadi acara favorit mahasiswa. Selain karena tiketnya yang sangat terjangkau, bahasa yang digunakan saat main pun bukanlah basa Jawa yang sulit dimengerti, kali ini Loedroek menggunakan bahasa Indonesia yang ringan sehingga dapat dinikmati oleh semua penonton dari berbagai daerah. Main gedhe ini juga bertujuan agar mahasiswa khususnya dari daerah Jawa Timur dapat turut melestarikan budayanya, agar tidak sampai hilang dari kebudayaan Indonesia.
Hal yang paling menarik, semua pemain di atas panggung berjenis kelamin pria, dan sebagian dari mereka berperan sebagai wanita, begitupun dengan pembawa acaranya. Saat pembawaan kidung, syair yang dinyanyikan penuh dengan kritik. Kritik tentang presiden baru, rektor baru, pembayaran uang kuliah, dan aspek kehidupan lain. Dharma Wanita Loedroek pun mempersembahkan lagu bergenre sama yang berisi kritik pedas dan sindiran pun membuat penonton riuh bertepuk tangan. Saat main gedhe, anggota Loedroek menyampaikan cerita berdasarkan kisah Bung Tomo, yang lagi-lagi diisi dengan acting para pemain yang luar biasa menghibur.
Setiap tahunnya, pada akhir tahun UKM Loedroek mengadakan main gedhe yang sudah 2 tahun ini menjadi acara favorit mahasiswa. Selain karena tiketnya yang sangat terjangkau, bahasa yang digunakan saat main pun bukanlah basa Jawa yang sulit dimengerti, kali ini Loedroek menggunakan bahasa Indonesia yang ringan sehingga dapat dinikmati oleh semua penonton dari berbagai daerah. Main gedhe ini juga bertujuan agar mahasiswa khususnya dari daerah Jawa Timur dapat turut melestarikan budayanya, agar tidak sampai hilang dari kebudayaan Indonesia.