Tim Ateberin ITB Berhasil Lolos PKM-RE 2024 dengan Riset Inovatif Pemanfaatan Zat Berberin untuk Cegah Aterosklerosis

Oleh Bintang Prasetya Fernandika - Mahasiswa Teknik Metalurgi, 2022

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Tim Ateberin Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi salah satu tim yang mewakili ITB dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) 2024 setelah diumumkan lolos pendanaan proposal pada Jumat (19/4/2024).

PKM merupakan sebuah program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen-Dikristek) untuk mendorong kemampuan mahasiswa berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam menyelesaikan masalah industri, pemerintah, dan masyarakat.

Tim Ateberin diketuai oleh Dina Avanza Mardiana (10422041) dan beranggotakan Taliasari Aulia Fatiha (10622051), Naufal Muhammad Alif (10422039) serta I Dewa Ayu Andina Angelia (10422021). Tim tersebut dibimbing oleh Dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Dr. Noviana Vanawati, S.Si., M.Si.

Mereka melakukan riset tentang pemanfaatan zat berberin dari akar kuning (Arcangelisia flava Merr.) dalam mencegah aterosklerosis, salah satu penyebab awal penyakit kardiovaskular.

Ketua Tim Ateberin, Dina, menceritakan latar belakang diangkatnya topik ini dikarenakan perhatian mereka pada cardiovascular disease (CVD) yang menyumbang angka kematian terbesar saat ini di dunia.

"Banyak kasus CVD yang diawali oleh kondisi aterosklerosis, yaitu penyempitan pembuluh darah yang disebabkan penumpukan plak. Aterosklerosis dipengaruhi oleh produksi trimetilamin oleh mikrobiota pencernaan. Salah satu prekursor dari pembentukan trimetilamin adalah kolin yang banyak ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti daging, ikan dan telur," ujarnya.

Tujuan riset Tim Atebrin Ateberin adalah untuk membuktikan bahwa kandungan berberin pada tanaman akar kuning dapat menghambat produksi trimetilamin sehingga mencegah aterosklerosis.

Tahapan riset yang dilakukan Tim Ateberin terdiri dari tiga tahap, yaitu ekstraksi berberin dari akar kuning, pengujian in vitro, serta pengujian in vivo.

Dina juga menuturkan keunikan dari pengujian yang dilakukan timnya adalah karena dilakukan secara in vivo menggunakan mencit sekaligus in vitro menggunakan bakteri sehingga menghasilkan data yang lebih holistik.

Tim Ataberin pun mengakui sempat mengalami hambatan ketika kesulitan menemukan alternatif sumber berberin selain tanaman beri-berian karena beri-berian jarang tumbuh di Indonesia.

Dina berharap riset yang dilakukan timnya dapat membawa kebaruan dan inovasi pengobatan untuk mencegah aterosklerosis. “Semoga bisa menambah nilai jual tanaman akar kuning juga,” imbuhnya.

Reporter: Bintang Prasetya Fernandika (Teknik Metalurgi, 2022)