Tim WaTree ITB Inovasi Sistem Remote Monitoring Hutan untuk Dukung Keberhasilan Penanaman Pohon

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Proses uji coba alat sensor Sap Flow pada bibit tanaman dalam pelaksanaan program PKM-KC Tim WaTree ITB. (Dok. Tim WaTree ITB)

BANDUNG, itb.ac.id - Tim WaTree Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi salah satu tim yang mewakili ITB dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karya Cipta (PKM-KC) 2024 setelah diumumkan lolos pendanaan proposal pada Jumat (19/4/2024).

PKM merupakan sebuah program yang digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen-Dikristek) untuk mendorong kemampuan mahasiswa berpikir kreatif dan bertindak inovatif dalam menyelesaikan masalah industri, pemerintah, dan masyarakat.

Tim yang beranggotakan Zahrah Faridathul Athifah, Haliza Qintar Ma'aya, Sang Ara Musthika, Taufik Syahputra, serta Moch. Agung Prasetyo Wibowo ini menggagas program inovasi sistem untuk mendeteksi daya hidup pohon secara remote dan real time.

Karya yang dibuat menggunakan sensor sap flow yang terintegrasi IoT berupa GPS dan terhubung dengan sistem informasi geografis. Dirancang dengan cara ditancapkan pada batang bibit tanaman dan terhubung dengan website, alat ini dapat mendeteksi daya hidup pohon tanpa harus turun ke lapangan. Dengan begitu, pohon yang mati dapat dilacak keberadaannya untuk dilakukan perlakuan lebih lanjut sesuai kondisinya. Jika masih hidup, pohon dapat diberi perlakuan silvikultur lanjutan, sementara jika mati dapat dilakukan replanting.

Ketua Tim WaTree, Zahrah, menuturkan latar belakang topik yang diangkat adalah karena maraknya aksi penanaman pohon tanpa monitoring lebih lanjut mengenai status kehidupan pohon yang ditanam akibat sulitnya akses. Akses yang sulit juga disebabkan karena sistem monitoring yang masih manual, yaitu terjun langsung ke lapangan. Akibatnya, pohon yang ditanam tidak dapat berkembang dengan baik. Padahal, penanaman pohon dan memastikannya tetap hidup merupakan salah satu upaya pemulihan lahan hutan kritis akibat deforestasi dan degradasi. Akses mendapatkan bibit pun kini telah dipermudah dengan adanya beberapa pusat persemaian yang dibangun pemerintah dan masyarakat bisa mendapatkan bibit secara gratis dari sana.

Beberapa tantangan dihadapi selama pengerjaan proyek seperti minimnya sumber literatur mengenai topik yang diangkat. Tim WaTree mengatasinya dengan giat berdiskusi dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, Prof. Endah Sulistyawati, S.Si., Ph.D. Keterbatasan alat berupa sensor sap flow juga menjadi kendala sehingga harus bekerja sama dengan PT. Labodia Prima untuk meminjam alat untuk mendukung inovasi.

Zahrah berharap inovasi sistem yang dibuat oleh timnya dapat berhasil, baik dari komponen alat sensor dan monitoring website serta dapat membawa mereka hingga sukses di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). “Harapannya, setelah adanya penelitian yang kami gunakan nantinya ada penelitian lebih lanjut lagi dan goals utamanya adalah untuk bisa me-monitoring hutan secara remote dan real time demi mendukung keberhasilan penanaman hutan yang terdegradasi,” tuturnya.

Reporter: Bintang Prasetya Fernandika (Teknik Metalurgi, 2022)


scan for download