Wakaf Goes to Campus, Membangun Wakaf Produktif Berbasis Fintech

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Mohammad Nuh menyampaikan pentingnya wakaf bagi civitas academica kampus 


BANDUNG, itb.ac.id -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) menyelenggarakan Wakaf Goes to Campus di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesha no 10, Selasa (25/9/2018). Acara tersebut merupakan salah satu program dari BWI yang digelar di beberapa kampus di Indonesia dengan tujuan untuk mengajak civitas academica dalam memajukan dunia perwakafan Indonesia.

Ketua Pelaksana Wakaf Goes to Campus, Drs. Susono Yusuf mengatakan, fenomena wakaf di Indonesia saat ini memang cukup menarik. Di perkotaan wakaf sudah sangat produktif dengan kehadiran wakaf berbasis financial technologi (Fintech), start-up, wakaf saham, obligasi, asuransi syariah, dan macam-macam lainnya. Sementara di kampung-kampung wakaf masih berkonotasi pada pemahaman lama.

"Maka dari itu, harapan dari program Wakaf Goes to Campus ini bisa mengajak civitas academica terutama kalangan masyarakat mahasiswa untuk bersama-sama Badan Wakaf Indonesia dan para pegiat wakaf lainnya untuk memajukan dunia perwakafan di Indonesia," ujarnya.

Untuk meningkatkan sosialisasi, edukasi dan literasi wakaf, acara tersebut dikemas dengan menggelar seminar bertajuk "Membangun Wakaf Produktif Berbasis Fintech" dan juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan pokok pembahasan untuk memperoleh rumusan pembangunan kurikulum wakaf berstandar nasional.

Wakaf Goes to Campus digelar atas kerjasama BWI dengan ITB, UIN SGD Bandung, UPI, Yayasan Salman ITB. Dalam acara tersebut juga dilakukan launching Wakaf Investasi Mahasiswa Indonesia (WIMI). "WIMI ini adalah program BWI juga yang kita luncurkan hari ini dari mahasiswa, oleh mahasiwa, untuk mahasiswa. Jadi kita tidak hanya mengajarkan mahasiswa sekedar teori tentang wakaf tetapi dilibatkan dalam praktik pewakafan untuk mengelola wakaf produktif di kawasan Bandung dan sekitarnya," kata Susono.

Tumbuhkan Wakaf di Kampus
Sementara itu, Ketua BWI Mohammad Nuh menyampaikan, alasan program wakaf sangat penting disosialisasikan di lingkungan kampus karena lingkungan tersebut merupakan tempat generasi terdidik dan bermasa depan akan lahir. Alasan kedua karena kelompok ini nantinya akan menjadi kelompok menengah dengan jumlah yang cukup besar karena sedang mengalami bonus demografi.

"Kelompok generasi ini memiliki kesadaran keberagamaan tinggi, mereka haus dengan teknologi yang melekat di dalam dirinya, sehingga diharapkan mereka menjadi pencetak sejarah baru perwakafan di Indonesia," ujar Menteri Komunikasi dan Informasi RI Tahun 2007 - 2009, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Periode 2009 - 2014 itu.

Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada BWI karena telah memilih ITB sebagai tempat menyosialisasikan wakaf. Rektor mengatakan, jika berbicara indeks pembangunan manusia (IPM), suatu negara akan maju kalau ekonominya maju dan daya beli masyarakatnya maju. Suatu negara maju kalau penduduknya pintar dan sehat. 

"Kita tambahkan kalau IPM saja tidak cukup, negara akan maju kalau penduduknya punya ahlak yang mulia, beriman dan bertaqwa. Insya Allah dengan wakaf kita bisa mewakafkan untuk meningkatkan kehidupan ekonomi, meningkatkan kualitas kehidupan, kesehatan dan kemaslahan dunia," kata Rektor.

Acara Wakaf Goes to Campus kemudian dibuka dengan memainkan angklung bersama. Kemudian dilanjutkan dengan penandatangan MoU antara ITB, UIN, UPI dan Bank BJB Syariah juga dilakukan proses penyerahan Wakaf Uang Program WIMI ke Rektor ITB, Rektor UIN dan Wakil Rektor UPI juga dari Bank BJB Syariah.