Webinar Expose Collaboration Series 1: Kolaborasi Ciamik antara ITB, UGM, dan USU dalam Penelitian Bidang Kehutanan

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id—Webinar Expose Collaboration series pertama yang dihadiri oleh Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan SITH ITB, Fakultas Kehutanan UGM, serta Fakultas Kehutanan USU dilaksanakan secara virtual pada Selasa (19/10/2021) lalu. Acara ini dibuka dengan sambutan oleh Koordinator Acara Eka Mulya Alamsyah, Ph.D., Dekan Fakultas Kehutanan USU Dr. Rudi Hartono, Dekan Fakultas Kehutanan UGM Dr. Sigit Sunarta, dan Dekan SITH ITB Endah Sulistyawati, Ph.D.

Pemanfaatan Limbah Biji Durian sebagai Sumber Pati Perekat Dekstrin untuk Produk Papan Partikel

Sesi pertama dibuka dengan pemaparan hasil Program Penelitian Kolaborasi Indonesia (PPKI) tahun 2019 yang dilakukan oleh Dr. Arif Nuryawan dari USU, Dr. Eka Mulya Alamsyah dari ITB, serta Prof. Dr. Ragil Widyorini dari UGM. Ide penelitian ini awalnya tercetus karena jumlah limbah biji durian di Medan pada saat itu mencapai angka yang cukup tinggi.

“Biji durian memiliki kandungan amilopektin yang tinggi, sehingga daya rekatnya lebih kuat,” kata Dr. Arif Nuryawan. Temuan ini, katanya, adalah hasil setelah membandingkan antara pati biji durian dengan pati dari bahan nabati lainnya seperti jagung.

Kesimpulan yang didapatkan bahwa uji sifat fisis dari perekat ini, dari kadar air dan kerapatan papan, telah memenuhi standar JIS (Japan Industrial Standard). “Penambahan perekat UF atau urea formaldehid pada perekat dekstrin dapat meningkatkan sifat mekanis, khususnya pada nilai kuat rekat internal dan kuat pegang sekrup papan partikel,” jelas Prof. Dr. Ragil. Namun, terdapat saran lebih lanjut untuk meningkatkan sifat pengembangan tebal dan sifat MOE maupun MOR untuk penelitian selanjutnya.

Modifikasi Kekuatan Kayu Sengon dan Pembuatan OSB dari Limbah Vinir

Pada materi selanjutnya, pemaparan dilakukan oleh Dr. Ihak Sumardi dari ITB dan Dr. Muhammad Navis Rofii dari UGM. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaplikasian fenol-formaldehid teknik impregnasi pada kayu sengon dalam memperbaiki kualitas kayu tersebut, utamanya pada sifat fisik-kimiawi.

Kesimpulannya, impregnasi resin fenol-formaldehid dapat meningkatkan kestabilan dimensional dan sifat mekanis secara umum pada kayu palka. Secara numerik, densitas dapat dimaksimalkan dari 0,26 kg/cm2 menjadi 0,30 kg/cm2 dengan weight percentage gain sebesar 10%.

Struktur Sifat Kayu dan Bambu serta Peluangnya sebagai Material Komposit Kayu dan Bambu

Pada sesi 2, pemaparan hasil Program Penelitian Dasar (PD) tahun 2018 – 2021 disampaikan oleh Dr. Atmawi Darwis dari ITB dan Dr. Apri Heri Iswanto dari USU. “Kemenyan dan raru adalah jenis pohon yang dikenal di masyarakat Sumatera Utara dengan resin bernilai ekonomi tinggi,” jelas Dr. Atmawi Darwis ketika memaparkan latar belakang dilaksanakannya penelitian kolaborasi ini.

“Kajian yang dilakukan pada kayu kemenyan dan kayu raru tidak terbatas hanya pada kayunya, kami juga berkolaborasi dengan berbagai instansi penelitian untuk mengkaji pembibitan, perbanyakan bibit, hingga karakteristik morfologinya,” imbuh Dr. Apri Heri Iswanto. Riset kolaborasi yang dilakukan ini telah menghasilkan kurang-lebih 6 publikasi terkait kayu kemenyan dan kayu raru.

Kesimpulannya, resin dari pohon kemenyan merupakan resin yang dihasilkan dari sel epitel yang terbentuk dari saluran-saluran traumatik yang penuh dan menyelebung. Penepukan hingga delapan titik sehingga inilah yang kemungkinan besar menyebabkan saluran resin berkumpul.

Pengembangan Perekat Berbasis Gambir-Sukrosa Sebagai Perekat Papan Partikel

Berbeda dengan sebelumya, hasil penelitian yang dibawakan kali ini adalah Program Penelitian Disertasi Doktor 2019 – 2020 yang dipaparkan oleh Dr. Tito Sucipto dari USU. Perekat sintetis seperti formaldehida, isosianat, dan vinil asetat yang penting namun tidak dapat diurai organisme dan menyebabkan emisi merupakan latar belakang mengapa Dr. Tito melakukan penelitian dengan timnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa penggunaan perekat berbasis gambir sebagai perekat papan partikel bambu betung menghasilkan papan terbaik pada perlakuan kadar perekat 30%. Selain itu, perekat gambir 100% menggunakan suhu kempa 220oC.

Peran Nano Filler Kulit Kayu Surian dalam Meningkatkan Kekuatan Rekat Produk LVL

Pemaparan materi terakhir dibawakan oleh Dr. Sutrisno dari ITB dengan Dr. Ragil Widyorini dari UGM sebagai peneliti pengarah. “Produksi dan pasokan kayu bundar dari hutan alam menurun dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kayu di dalam negeri, sehingga dibutuhkan pemanfaatan jenis kayu cepat tumbuh dari hutan tanaman dan hutan rakyat menggunakan teknologi yang tepat,” ujarnya mengenai rumusan masalah yang ia angkat.

Pada akhir penelitian, didapatkan kesimpulan bahwa kulit kayu surian memiliki sifat termal lebih baik dibanding filler tepung terigu karena memiliki suhu awal dan suhu puncak transisi fase pelelehan karena tepung terigu sebagai filler memiliki waktu dekomposisi yang lebih cepat.

Reporter: Athira Syifa PS (Teknologi Pascapanen, 2019).