Wisnight Parade Wisuda April ITB 2023, Eco-friendly Event Pertama Setelah Pandemi

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Potret stand penukaran sampah di Wisnight (01/04) (Dokumentasi oleh HMTL ITB)

BANDUNG, itb.ac.id—Parade Wisuda April ITB merupakan salah satu perayaan wisuda yang diadakan oleh mahasiswa ITB. Salah satu mata acara yang diselenggarakan adalah Wisnight, yaitu acara hiburan yang bertujuan untuk mengapresiasi wisudawan melalui berbagai mata acara seperti penampilan dari para mahasiswa, beragam kedai makanan, serta penampilan dari bintang tamu. Acara ini diselenggarakan pada 1 April 2023 di Lapangan CC Timur ITB atau Lapangan Cinta bertajuk “A Night to Remember”.

Panitia Parade Wisuda April kali ini berkolaborasi dengan Divisi ENV Values, Departemen Keilmuan Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITB untuk membawakan konsep less-waste Wisnight. Konsep ramah lingkungan ini diusung karena piramida pengelolaan sampah yang baik adalah sampah yang dikurangi di sumber. Hal itu harus bermula dari kesadaran masyarakat akan persampahan.

“Kenapa menargetkan kegiatan mahasiswa? Karena biasanya acara seperti itu mengundang banyak pihak, dari panitia dan yang datang. Setidaknya, orang bisa melihat kalau acara-acara kemahasiswaan mulai bergerak ke arah yang ramah lingkungan,” ujar Amael, wakil ketua Divisi ENV Values.

Lalu, apa yang menjadikan acara ini eco-friendly?

Pertama-tama, disediakan 3 jenis tong sampah, yaitu organik, anorganik, dan residu di 3 area dalam Lapangan Cinta. Penyediaan tiga jenis tong sampah ini bertujuan untuk memisahkan sampah yang dapat diolah dan tidak dapat diolah.

Kedua, sampah-sampah yang dapat didaur ulang, yakni botol plastik dan kardus-kardus bekas diberikan ke Bank Sampah Bersinar. Bank Sampah Bersinar (BSB) adalah salah satu bank sampah terbesar di Bandung yang menyediakan layanan edukasi, inovasi, dan jasa pengelolaan sampah berbasis masyarakat, serta dinobatkan sebagai Bank Sampah Terbaik Indonesia 2021.

Selanjutnya, untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa dan wisudawan dalam acara ini, terdapat pula stand penukaran sampah dengan kupon makanan senilai Rp10.000 yang bisa digunakan untuk membeli makanan di acara tersebut.

Jenis-jenis sampah yang bisa ditukar adalah sampah yang banyak dihasilkan oleh mahasiswa sehari-hari, seperti masker, kardus, botol plastik dan skincare, dan kertas. Selain itu, dekorasi yang dibuat untuk Wisnight pun menggunakan botol-botol bekas untuk mengurangi sampah yang ditimbulkan.

Seperti apa sampah yang dihasilkan?

Rupanya, masih banyak sampah yang belum terpilah sesuai kategori tempat sampah yang disediakan. Namun, selalu ada langkah pertama yang harus dimulai dalam menginisiasi sesuatu.

Potret pengangkutan sampah oleh Bank Sampah Bersinar (03/04). (Foto: Dokumentasi oleh HMTL ITB)

Amel berharap, isu-isu lingkungan bisa dimulai dari penerimaan mahasiswa baru. ITB punya program development planning, dalam pengembangan karakter itu bisa dimasukkan potensi untuk kepedulian terhadap sampah. Selain program edukasi, lebih baik lagi jika ada peraturan dan penerapannya.

“Saat ini TPS Sabuga sedang renovasi dan sebentar lagi rampung, kalau kita tetap menggunakan pola yang sama kumpul-angkut-buang, TPS Sabuga akan jadi TPS yang berantakan, bau, dan tidak terkelola. Jadi, kita harus mulai transisi untuk mengurangi dari sumber, dipilah, baru diangkut dan diolah,” ujar Amael.

Ketua Divisi ENV Values, Shefira, menutup dengan menyampaikan, “Mahasiswa harusnya tahu buang sampah pada tempatnya, tapi buang sampah saja masih ada yang belum benar,” ujar Shefira.

Reporter: Hasna Khadijah (Teknik Lingkungan, 2019)