Workshop Energi Nuklir: Pewacanaan Implementasi Energi Nuklir di Indonesia
Oleh Krisna Murti
Editor Krisna Murti
Sabtu, 8 Juli 2005 Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) menyelenggarakan workshop bertemakan energi nuklir. Hadir dalam workshop bertajuk Prospek Energi Nuklir di Indonesia ini para praktisi, pemegang kepentingan, serta ahli di bidang nuklir. Workshop yang diselenggarakan di Ruang Konferensi Program Studi Fisika, FMIPA ITB ini memberikan pemaparan menyeluruh namun singkat mengenai implementasi teknologi nuklir, mulai dari basis kebijakan pengembangan energi nuklir di Indonesia, prospek dan tantangan, teknologi reaktor, pembiayaan, hingga aspek sosial politik pengembangan energi nuklir di Indonesia.
Workshop ini dilatarbelakangi oleh munculnya kebijakan pasokan energi nasional dari energi nuklir sebesar dua persen pada tahun 2025. Wujud nyata dua persen sumber ini adalah pembangunan empat unit Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria. PLTN perdana akan mulai konstruksinya pada 2010 dan direncanakan mulai beroperasi pada 2016.
Pasokan energi nuklir yang persentasenya dua persen ini merupakan bagian dari skenario optimalisasi "energy mix" yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Mix Nasional. Indonesia memang menyadari bahwa kondisi eksisting perolehan sumber energi yang tergantung pada minyak tidaklah sehat. Karenanya kemudian disusunlah sebuah strategi berisi target penggunaan sumber-sumber lain selain minyak, gas, dan batu-bara.
Workshop ini dihadiri para pakar di bidang nuklir, seperti Ir. Ariwardojo, Deputi Kepala Badan Atom Nasional (Batan), Bidang Pengembangan Teknologi dan Energi Nuklir dan Dr. Zaki Su'ud, staf pengajar Program Studi Fisika, FMIPA ITB, seorang ahli reaktor nuklir. Mantan Kepala Batan yang sekarang duduk sebagai anggota Dewan Pengawas HIMNI pusat Ir. Iyos Subki, M.Sc, mengungkapkan bahwa workshop ini memang luas dan hanya menyentuh permukaan. "Setiap sub tema dari workshop ini bisa dijadikan seminar sehari," katanya sambil tertawa. Dr. Ari Darmawan Pasek, Ketua HIMNI cabang Jawa Barat, yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Pusat Rekayasa Industri ITB (dulu PAU, Pusat Antar Universitas) mengakui bahwa workshop ini luas dan hanya bisa menyentuh permukaan, namun dengan memberikan pemahaman menyeluruh justru menurutnya ini diharapkan menjadi pemicu kepedulian terhadap pengembangan energi nuklir di Indonesia.