Peran Perusahaan Rancang Bangun dalam Pembangunan Industri Energi dan Kimia

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah TK4021 Seminar Keprofesian Teknik Kimia pada Jumat (4/3/2022). Kuliah tamu ini mengusung bahasan dengan judul “Peran Perusahaan Rancang Bangun dalam Pembangunan Industri Energi dan Kimia”. Materi pada kuliah tamu ini dipaparkan oleh Vice President of Corporate Planning and Instrument dari PT Rekayasa Industri, Dr.Eng. Aditya Farhan Arif.

Dr. Aditya memulai pemaparan materi dengan menjelaskan komponen dari EPC. “EPC atau perusahaan rancang bangun memiliki tiga fokus utama. Mulai dari rekayasa (engineering), procurement, dan konstruksi,” jelas Aditya. Dijelaskan pula bahwa aktivitas bisnis EPC berada di tengah-tengah aktivitas pembangunan industri. Perkembangan dunia industri serta bisnis model memberikan ruang untuk perusahaan EPC untuk berkembang menuju EPC dengan paradigma baru yang memiliki fungsi yang lebih luas.

Karakteristik utama dari bisnis EPC adalah memiliki sifat multidisiplin, melibatkan teknologi tinggi, serta melibatkan semua disiplin ilmu keteknikan. Berbagai karakteristik tersebut yang membedakan perusahaan EPC dengan perusahaan konstruksi pada umumnya. “Aktivitas engineering harus dilaksanakan secara seksama karena cost impact kesalahan pada proses engineering bernilai jauh lebih besar daripada proses konstruksi,” tegas Aditya.

Dr. Aditya menjelaskan tentang berbagai tantangan transformasi pada industri energi dan kimia. Pertama, terkait strategi rantai pasok industri sebagai penyedia bahan baku dan manufaktur. Selain itu, faktor teknologi terutama teknologi yang diimpor belum tentu cocok dengan kondisi Indonesia. Terakhir, harga produk yang tinggi juga seringkali ditetapkan untuk mengejar tingkat pengembalian investasi. “Maka dari itu, perlu diterapkan beberapa key success factor untuk mengatasi tantangan tersebut. Mulai dari market acquisition hingga interest education rate,” pungkas Aditya.

Tentunya, untuk menghadapi transformasi, pengembangan akan potensi energi masa depan juga perlu dilakukan. “Berbagai potensi sumber energi masa depan sudah ada di depan mata untuk dikembangkan. Mulai dari energi bersih, energi baru terbarukan, green chemicals and fuels, mobil listrik, CCUS, precursor semikonduktor, dan precursor material maju,” tutur Aditya.

Peran teknologi informasi juga tidak lepas untuk pelaksanaan pengembangan ini. Aditya menuturkan bahwa pemutakhiran sistem IT dengan machine learning serta data science untuk manajemen proyek dan korporat sangatlah berperan.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)