Webinar SAPPK ITB: Menelisik Keterpaduan Pembangunan Permukiman Berkelanjutan dan Inklusif

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) berkolaborasi dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR), menyelenggarakan webinar bertajuk "Pembangunan Permukiman dalam Konteks Tata Ruang Kota yang Berkelanjutan dan Inklusif", Kamis (30/5/2024). Kegiatan ini mengupas berbagai aspek penting dalam mewujudkan permukiman yang ramah lingkungan, adil, dan berkelanjutan.

Webinar ini menghadirkan Prof. Ir. Haryo Winarso, M.Eng., Ph.D., dari Urban Planning and Design Research Group, SAPPK ITB, yang membahas strategi penyediaan lahan untuk hunian Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di perkotaan.

Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah Nasional (BPIW), Ir. Zevi Azzaino, M.Sc., Ph.D., menyampaikan materi mengenai keterpaduan infrastruktur dalam menciptakan permukiman yang inklusif dan terjangkau. Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Bandung, Rizki Kusrulyadi, S.T., M.M., mengupas strategi penyediaan permukiman yang inklusif untuk semua lapisan masyarakat. Adapun Pemrakarsa Komunitas Karasa, Andi Abdulqodir, M.Ds., membahas peran penting komunitas dalam mewujudkan permukiman yang inklusif.

   

Diskusi dipandu Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP dari Kelompok Keahlian (KK) Perencanaan dan Perancangan Kota ITB, dan ditanggapi oleh Ir. Sugiyantoro, M.I.P, Ph.D. (KK Perancanaan dan Perancangan Kota ITB), Zefanya Yedija dan Aurelia Nadya Utomo (Mahasiswa S1 PWK ITB), dan Vira Marcelina (Mahasiswa S1 PWK Unisba).

Para pembicara sepakat bahwa pembangunan permukiman yang berkelanjutan dan inklusif membutuhkan pendekatan multidimensi. Prof. Haryo menekankan pentingnya penyediaan lahan yang terjangkau untuk MBR melalui program pre-emption right. Zevi menekankan peran penting keterpaduan infrastruktur dalam mendukung akses terhadap layanan dasar, transportasi, dan fasilitas umum yang memadai.

Rizki menambahkan bahwa penyediaan perumahan yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat menjadi prioritas. Peran pemerintah sangat penting untuk memastikan tercapainya tujuan tersebut. Andi Abdulqodir menekankan pentingnya peran komunitas dalam mendorong kreativitas dan kolaborasi untuk menciptakan permukiman yang inklusif dan berkelanjutan.

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Aurelia Nadya Utomo dan Zefanya Yedija Hamonangan, mengajukan ide penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam perencanaan untuk mempercepat terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) No.11 dan New Urban Agenda (NUA).

Sementara itu, Ir. Sugiyantoro memberikan tanggapan yang menarik menyangkut program perumahan di Indonesia, menekankan pentingnya memperkuat penghunian terjangkau, mengajak partisipasi aktif masyarakat, dan mempertimbangkan penerapan pre-emptive right untuk pengadaan lahan dalam pembangunan vertical housing.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)


scan for download